5 Perbedaan Backpacker dan Traveller, Mana Paling Nyaman Untukmu?
Backpacker dan traveller merupakan dua istilah dalam dunia wisata yang memiliki pengertian berbeda. Meskipun keduanya memiliki pengertian yang sama, yaitu berwisata, tetapi keduanya cukup bertolak belakang dalam banyak sudut pandang, mulai dari pengeluaran hingga manajemen waktu selama berwisata. Berikut merupakan lima perbedaan antara backpacker dan traveller untuk Sahabat ketahui.
Budget: Murah vs. Fleksibel
Tidak bisa dimungkiri, berwisata ala backpacker adalah berwisata ramah kantong. Semuanya sederhana, mulai dari transportasi hingga makan, bahkan untuk masalah oleh-oleh pun tidak terlalu dipikirkan karena inti dari menjadi backpacker adalah pengalaman wisata itu sendiri.
Berbeda dengan menjadi traveller, Sahabat harus mempersiapkan biaya dengan matang. Hal tersebut karena budget untuk traveller lebih fleksibel alias tidak apa-apa keluar banyak biaya yang penting semua urusan wisata membuat nyaman. Dengan begini, traveller bisa booking tiket transportasi hingga penginapan secara mendadak karena tidak begitu peduli dengan harga.
Baca juga: Tips Backpacker untuk Pemula
Waktu: Bisa ke Mana Saja vs. Terjadwal Rapi
Bagi seorang backpacker, apalagi yang wisata sendirian, tidak perlu memikirkan waktu orang lain untuk pergi ke satu tempat wisata ke tempat wisata lain. Backpacker hanya perlu bertanggung jawab kepada dirinya sendiri sehingga memiliki banyak waktu untuk me time dengan mengunjungi sudut-sudut yang biasanya tidak terjamah oleh wisatawan yang ikut dengan agen perjalanan.
Lain dengan traveller. Dia harus mengikuti jadwal yang sudah dipersiapkan oleh agen perjalanan dan biasanya untuk mengunjungi satu tempat wisata tidak begitu lama karena dalam satu harus memiliki target ke beberapa tempat wisata. Jadi, menjadi traveller memang hanya cocok jika Sahabat ingin membawa beberapa potret di suatu tempat wisata untuk update konten di sosial media, bukan untuk merasa content dalam suatu perjalanan wisata.
Itinerari Pribadi ala Backpacker vs. Tinggal Pergi ala traveller
Enaknya, traveller hanya perlu bersiap dengan barang bawaannya lalu duduk manis di sebuah bus ber-AC sambil menunggu ke mana dibawa oleh agen perjalanan. traveller tidak perlu bingung memikirkan hari ini mau ke mana saja karena sudah ada jadwal yang disiapkan untuknya, bahkan ke restoran mana untuk makan siang usai lelah berjalan di suatu destinasi wisata.
Akan tetapi, tidak bagi backpacker. Dia harus memikirkan dengan matang rencana perjalanannya sendiri. Sisi fleksibelnya adalah, backpacker bisa menghabiskan banyak waktu di suatu destinasi wisata untuk mengeksplor tempat tersebut. Bisa bercengkrama dengan warga lokal hingga mencari wisata kuliner yang jarang ditemukan jika tidak berburu ke setiap sudut. Sisi spiritual ala wisatawannya bisa lebih terasa.
Yang Penting Nyaman vs. Harus Nyaman
Karena minimnya budget bagi seorang backpacker, banyak yang menyebut bahwa segala fasilitas yang dimiliki oleh backpacker selama berwisata adalah “yang penting nyaman”. Harus rela tidur di sebuah penginapan kecil semacam homestay yang harus sharing kamar mandi karena kamarnya hanya ada sebuah tempat tidur saja. Makan di tempat sederhana bukan restoran fancy. Menyewa motor demi menghemat biaya dan bisa ke mana-mana sesuka hati dengan cepat, bukan dengan mobil mewah atau bus sehingga bisa tidur selama perjalanan.
traveller akan terlihat berbanding terbalik fasilitasnya. Semuanya terasa “harus nyaman” karena memang budget yang dikeluarkan jauh lebih banyak. Tidak peduli harta tiket pesawat yang sedang tinggi, tempat makan yang harga seporsinya begitu mahal, hingga penginapan yang dalam kamarnya bisa saja terdapat mini bar.
Independen vs. Berkelompok untuk Foto Bersama
Tidak diurus oleh agen perjalanan, backpacker disebut sosok independen selama berwisata. Backpacker akan memesan tiket transportasi sendiri, mencari promo tiket atau penginapan dari jauh hari, hingga riset tempat makan yang sesuai budget. Ketika ingin mengabadikan momen berwisata, dia akan berswafoto atau tak ragu meminta bantuan orang lain di sekitarnya untuk memotret agar hasil foto lebih proper untuk dijadikan foto profil.
Beda backpacker, tentu beda pula dengan traveller. Telah mendaftar paket wisata dengan suatu agen perjalanan, tentu saja wisata tersebut dilakukan berombongan dengan lainnya. Memiliki koloni sehingga untuk apa-apa bisa dilakukan tanpa kesulitan, bahkan sudah menjadi pemandangan biasa jika di suatu destinasi wisata ada rombongan yang merentangkan banner dan berfoto bersama.
Menjadi backpacker atau traveller tentu bukan suatu permasalah yang berarti untuk berwisata. Yang penting, Sahabat tahu kapasitas diri. Jika dirasa belum bermental kuat untuk menjadi backpacker, Sahabat harus menabung untuk mendaftar paket wisata di agen perjalanan. Namun, ketika ingin mengeksplor suatu tempat wisata dengan rinci, menjadi backpacker adalah jawabannya.
Penulis: Nisa Maulan Shofa