Kata “shalih” adalah serapan dari Bahasa Arab. Secara bahasa arti anak shalih adalah orang yang berbuat kebaikan, diambil dari kata asalnya “sholuha”. Dalam bahasa Indonesia, kata shalih menjadi kata sifat. Hal ini bisa diketahui biasanya kata shalih tidak berdiri sendiri, disertai dengan kata sebelumnya, seperti: anak shalih, orang shalih, dan lain-lain.

Secara makna syariat, shalih sendiri dikaitkan dengan ketaatan dalam peribadatan kepada Allah. Ketaatan ini juga berdampak pada orang lain. Misal anak yang shalih itu berdampak kepada orang tuanya. Anak yang shalih adalah anak yang berbakti kepada orang tuanya, baik ketika orang tuanya masih hidup maupun sudah meninggal.

Menjadi anak shalih bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti sulit untuk dilakukan. Sahabat bisa mendapatkan manfaat yang langsung terasa di dunia ketika Sahabat menjadi anak yang shalih. Terlebih lagi ketika di akhirat kelak, Sahabat akan bersyukur bahwasanya Allah memberikan taufik kepada Sahabat untuk menjadi anak yang shalih.

Manfaat Menjadi Anak Shalih

Banyak sekali manfaat menjadi anak shalih. Sahabat bisa merasakan manfaat tersebut secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang akan Sahabat dapatkan ketika Sahabat menjadi anak shalih.

Kemudahan dalam Segala Urusan

Salah satu efek dari menjadi anak yang shalih adalah dimudahkannya berbagai urusan. Hal ini karena orang tua merasa ridho dengan perlakukan anaknya pada dirinya. Sehingga orang tua mendoakan kebaikan yang banyak bagi anaknya. Lantas, doa siapa lagi yang paling manjur dibandingkan dengan orang tua?

Lancar Rezeki

Percaya atau tidak, anak yang berbuat baik pada orang tuanya akan mendapatkan lancar rezeki. Contoh yang paling mudah yang bisa Sahabat temukan adalah di masa pandemi ini ada beberapa orang yang tidak di-PHK oleh perusahaannya padahal pegawai lain di-PHK.

Tenang dan Bahagia Hidupnya

Kebahagiaan seseorang tidak ditentukan dengan banyak atau sedikitnya jumlah harta. Kebahagiaan adalah urusan hati. Dan hati yang membolak-balikkannya adalah Allah. Semakin kita banyak berbagi dan berbuat baik pada manusia lainnya, maka hati kita akan menjadi tenang dan bahagia.

Menghasilkan Anak yang Shalih

Sudah menjadi hukum alam, bahwa kucing akan melahirkan seekor kucing, bukan hewan lainnya. Jika Sahabat ingin mendapatkan anak yang shalih, maka Sahabat harus menjadi anak yang shalih juga.

Memiliki Citra yang Baik di Masyarakat

Sebenarnya manfaat mendapatkan citra baik ini adalah efek samping saja. Karena anak yang shalih tidak mementingkan citra. Amalnya hanya untuk Allah semata.

Dengan memiliki citra yang baik di masyarakat, seseorang akan lebih mudah mendapatkan kebaikan dari orang lain. Misalnya dalam urusan mencari jodoh, anak yang shalih akan lebih mudah mendapatkan istri yang shalihah. Hal ini sangat wajar karena burung akan berkumpul dengan burung yang sejenisnya.

Ciri Anak Shalih

Setelah mengetahui manfaatnya, Sahabat bisa mengecek apakah Sahabat termasuk anak yang shalih atau tidak dengan mencocokkan ciri anak shalih berikut ini dengan diri Sahabat.

Beramal Shalih

Ciri yang paling mudah ditebak adalah beramal shalih. Sebagaimana sebuah teko yang berisi air bakal mengeluarkan air. Jika berisi madu, maka mengeluarkan madu. Begitu juga anak yang shalih, hal yang paling mudah dilihat adalah dia beramal shalih. Mulai dari sholatnya yang di awal waktu, berpuasa, dan sebagainya.

Tutur Kata Baik

Seorang yang shalih akan bertutur kata yang baik atau diam. Karena orang yang shalih mengetahui bahwa perkataan itu akan ada pertanggungjawabannya di hari kiamat.

Amanah

Amanah adalah urusan yang besar di mata banyak orang. Apalagi di zaman seperti ini mencari orang yang amanah adalah hal yang susah. Ada sebuah perkataan Arab yang berkata kamu tidak akan tahu watak seseorang sebelum kamu berurusan dengannya perkara uang.

Berbakti pada Orang Tua

Berbakti pada orang tua adalah hal yang berat. Sedikit sekali orang yang bisa bersabar dengan orang tuanya yang sudah tua renta dan merepotkannya. Hal ini bisa Sahabat lihat fenomena banyak orang tua yang renta ditaruh di panti jompo. Anak yang shalih tidak akan membiarkan dua pintu Surganya (kedua orang tuanya) disia-siakan begitu saja.

Kewajiban Anak Shalih

Untuk mendapatkan manfaat menjadi anak shalih, tentu saja Sahabat harus melakukan beberapa kewajiban. Meski kewajibannya tergolong berat, namun Sahabat tetap bisa meminta bantuan Allah dalam menjalankan itu semua.

Mendoakan Orang Tua

Anak shalih adalah investasi bagi orang tuanya. Salah satu kewajiban anak shalih adalah mendoakan orang tuanya. Terlebih lagi ketika orang tuanya meninggal. Karena ketika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara. Salah satu dari tiga perkara tersebut adalah anak yang shalih dan mendoakan orang tuanya.

Tidaklah hal yang diharap oleh orang tua yang berada di alam kubur, selain doa-doa anaknya yang meringankan urusan mereka. Bisa jadi karena doa Sahabat, orang tua Sahabat diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan nikmat kubur.

Perhatian pada Orang Tua

Semakin lama, orang tua Sahabat akan menjadi tua dan lemah. Sahabat akan menjumpai mereka sering lupa, tidak kuat mengangkat benda, dan tidak bisa lagi melakukan aktivitas yang menurut Sahabat ringan.

Sebagai anak yang shalih, Sahabat harus memperhatikan hal ini. Sahabat harus lebih peka terhadap mereka. Kadang mereka menginginkan sesuatu, namun tidak mengatakannya hanya karena takut memberatkan anaknya.

Salah satu bentuk perhatian Sahabat ke orang tua adalah Sahabat mengajak mereka berbicara. Mereka akan senang sekali mendengarnya. Seperti halnya saat Sahabat masih bayi dan baru bisa bicara. Mereka akan terus mengajak bicara dan tersenyum melihat anaknya yang belajar bicara.

Tidak Menyakiti Hati Orang Tua

Ketika sudah renta, orang tua menjadi orang yang begitu sensitif. Mereka dapat mengetahui bahwa kita merasa keberatan atau sedang marah. Sebisa mungkin Sahabat tetap tidak menyakiti hati mereka meski dalam keadaan tidak suka atau sedang marah.

Sabar dengan Gangguan Orang Tua

Beberapa orang tua memang tidak merepotkan anaknya, sebagian lagi menjadi ujian berat bagi anaknya. Sebagai anak, Sahabat harus sabar dengan gangguan mereka. Ada yang suka ngomel, ada yang suka mencela, ada yang suka berbuat kericuhan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya.

Sabar dengan gangguan tersebut memang berat. Namun, hal itu akan terasa ringan jika Sahabat mengingat jasa-jasa mereka terhadap Sahabat. Ketika Sahabat masih bayi, mereka rela begadang tengah malam karena Sahabat rewel. Belum lagi jika Sahabat sakit, mereka rela menggendong berjam-jam, kadang tertidur sambil duduk memeluk Sahabat.  

Merekalah yang mencari uang dan memberikan pendidikan yang layak pada Sahabat hingga Sahabat bisa menjadi seperti saat ini. Coba ingat itu semua. Sahabat akan merasa gangguan yang mereka berikan tidak sebanding dengan gangguan yang mereka alami bertahun-tahun sejak Sahabat baru lahir hingga dewasa. Dan mungkin tidak ada apa-apanya, bahkan tidak sebanding dengan satu helaan napas yang dihembuskan saat ibu Sahabat melahirkan Sahabat.

Penulis: Iskael