Mengupas Sejarah Kerajaan Aceh di Masa Lampau
Kerajaan Aceh merupakan salah satu kerajaan berbentuk kesultanan yang ada di wilayah Aceh. Masa kejayaannya terjadi dimasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Masa pemerintahannya selama 29 tahun mampu membuat rakyat Aceh hidup dalam kesejahteraan. Lantas bagaimana sejarah Kerajaan Aceh? Simak cerita selengkapnya disini.
Asal Usul Kesultanan Aceh
Kerajaan Aceh atau yang juga dikenal dengan Kesultanan Aceh didirikan oleh Ali Mughayat Syah sekitar tahun 1496. Kerajaan ini merupakan penggabungan dari beberapa wilayah kerajaan lain yang berada di Daya, Lidie, Pedir, dan Nakur.
Tak hanya berhenti disitu, perluasan wilayah juga terus berlanjut hingga pada tahun 1524 Wilayah Pasai bergabung dan menjadi satu kedaulatan dengan Kerajaan Aceh.
Letak Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berpusat pemerintahan di Banda Aceh atau yang dulunya dikenal dengan nama Kutaraja Bandar Aceh Darussalam. Wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh terus berkembang dan semakin luas.
Dalam kisah sejarah Kerajaan Aceh, wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh mulai dari ujung utara Pulau Sumatera, Wilayah Minangkabau, Wilayah Aru, bahkan juga sampai ke Semanjung Malaka.
Pendiri Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan ini dimulai saat Ali Mughayat Syah mendirikannya pada tahun 1496. Beliau bertahta memimpin Kerajaan Aceh secara resmi mulai dari tahun 1514 hingga 1630.
Beliau melakukan ekspansi Kerajaan Aceh yang ia mulai dengan kampanye militer yang dilakukan pada tahun 1520. Akibat kampanye militer ini, Kerajaan Aceh mampu melebarkan kekuasaannya ke Sumatera.
Raja Raja yang Sempat Memerintah
Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M) adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan atau Kesultanan Aceh. Pada awalnya Kerajaan Aceh adalah bagian dari sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Pidie namun akhirnya Sultan Ali Mughayat Syah mampu melepaskan diri dari kedaulatan Kerajaan Pidie.
Setelah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528 M), pemerintahan Kerajaan Aceh dilanjutkan oleh Sultan Salahudin (1630-1537 M). Beliau adalah anak tertua dari raja sebelumnya yaitu Sultan Ali Mughayat Syah. Sultan Salahudin hanya memerintah selama tujuh tahun dan mundur dari tahta setelah gagal melakukan sebuah pertempuran. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Aceh melemah.
Sultan selanjutnya yang sempat bekuasa di Kerajaan Aceh adalah Sultan Alaudin Riayat Syah (1589-1604 M). Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Aceh berhasil memperluas daerah kekuasaannya hingga wilayah Batak, Aru, Malaka, dan juga Johor. Beliau juga dikenal sebagai sultan yang baik dan saleh serta mampu membawa rakyat Kerajaan Aceh hidup makmur.
Nama Kerajaan Aceh tak lepas dari nama Raja atau Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Beliau dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa Kerajaan Aceh menuju masa kejayaan.
Tak hanya wilayah kekuasaannya yang semakin luas, Kerajaan Aceh juga semakin dikenal di dunia internasional sebagai salah satu lokasi perdagangan dan pembelajaran agama Islam.
Sebenarnya masih panjang perjalanan sejarah Kerajaan Aceh. Raja atau sultan terakhir yang memerintah Kerajaan Aceh adalah Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1923 M).
Beliau diangkat menjadi sultan untuk menggantikan Sultan Alaidin Mahmudsyah (1870-1874 M) sebagai pemimpin sebelumnya. Pada akhir pemerintahannya, Raja Daud Syah menolak menandatangai perjanjian dengan Belanda sehingga dibuang ke Pulau Jawa.
Baca juga: Mengenang Sejarah Kerajaan Kediri, Awal Berdiri Hingga Runtuh
Masa Kejayaan Kerajaan Aceh
Masa kejayaan Kerajaan Aceh terjadi pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda yaitu pada tahun 1607 hingga 1636. Pada masa ini terjadi kemajuan hampir di semua bidang mulai dari kekuasaan, pendidikan, ekonomi, politik, maupun militer.
Sultan Iskandar Muda terus memperluas wilayah dan meningkatkan perdagangan rempah untuk kemakmuran rakyat. Nama Sultan Iskandar Muda sudah tak asing didengar oleh para pesohor karena kemampuan kepemimpinannya yang sangat baik.
Bahkan beliau cukup dikenal di dunia internasional akibat kehebatan militer serta perdagangannya. Tak heran jika pada masa ini Banda Aceh menjadi kota metropolitan. Namanya terus terukir dalam sejarah Kerajaan Aceh.
Peninggalan Kerajaan Aceh
1. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman merupakan masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Raja atau Sultan Iskandar Muda. Masjid ini dibangun pada tahun 1612 M.
Pada masa kerusuhan masjid ini sempat dibakar namun 4 tahun kemudian saat Belanda datang masjid ini kembali didirikan untuk meredam amarah masyarakat Aceh.
Hingga saat ini Masjid Raya Baiturrahman masih sering digunakan oleh umat islam untuk beribadah. Masjidnya yang megah menjadi salah satu daya tariknya.
Tak heran jika kemegahannya menjadikan masjid ini menjadi salah satu destinasi yang cocok untuk dikunjungi oleh para wisatawan yang datang ke Aceh
2. Benteng Indra Patra
Dalam sejarah Kerajaan Aceh pada jamannya sempat dibangun sebuah benteng yang bernama Benteng Indrapatra. Benteng ini mulai dibangun sejak kekuasaan kerajaan Lumuri namun pada masa kerajaan Aceh benteng ini diperbaiki dan digunakan sebagai tempat perlindungan dari serangan Portugis.
Demikianlah ulasan singkat mulai dari asal usul hingga peninggalan Kerajaan Aceh. Kerajaan ini menjadi salah satu bukti bahwa pada masa lampau agama Islam berkembang dengan sangat baik di Kota Aceh. Mempelajari sejarah sudah menjadi tugas anak bangsa dan sudah sepatutnya dilestarikan.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Demak, Kesultanan Islam Pertama di Jawa
cc image: satujam.com