Pahlawan Nasional dari Aceh
Perjuangan para pendahulu kita saat melawan penjajah Belanda dulu sangat sengit. Harta, tenaga, bahkan nyawa mereka korbankan untuk bisa mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia melakukan perlawanan kepada penjajah. Mulai dari Aceh, Padang, Maluku, Bali, Papua, dan banyak daerah di Pulau Jawa.
Meskipun saat itu belum terorganisasi dengan baik perlawanannya, Belanda cukup terpukul mundur dengan sengitnya perjuangan para pejuang Indonesia. Mulai abad ke-18 hingga menjelang kemerdekaan, telah banyak nama-nama pahlawan yang kita kenal dari berbagai daerah salah satunya dari Aceh.
Pahlawan nasional dari Aceh merupakan pahlawan yang berjuang melawan penjajah jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Mereka melawan karena Belanda dianggap tidak menepati perjanjian.
Cut Nyak Dhien
Pahlawan nasional dari Aceh yang satu ini sangat dikenal oleh rakyat Indonesia. Meskipun dia perempuan, Cut Nyak Dhien sangat sengit melakukan berbagai perlawanan terhadap Belanda secara gerilya.
Akhir perlawanan Cut Nyak Dhien terhadap Belanda adalah karena kondisinya yang sudah sangat tua, rabun, dan terkena penyakit encok. Meskipun kondisinya demikian, dia tetap melawan meskipun akhirnya tertangkap dan diasingkan di Sumedang.
Teuku Umar
Pahlawan yang satu ini adalah suami kedua Cut Nyak Dhien. Teuku Umar adalah pribadi yang sangat cerdas dan keras perjuangannya. Teuku Umar sempat berpura-pura bergabung dengan Belanda untuk bisa mendapatkan kedudukan dan merampas senjata dari Belanda.
Teuku Umar juga melakukan pertemuan diam-diam dengan para gerilyawan dan membiayai perjuangan mereka dengan gaji hasil bekerja samanya dengan Belanda. Hingga suatu saat Teuku Umar berhasil memobilisasi para pemimpin di Aceh dan melakukan perlawanan kepada Belanda.
Pejuang yang satu ini terkenal dengan susahnya ditaklukkan dan susah ditangkap. Banyak sekali peperangan yang dimenangkan. Hingga suatu saat Teuku Umar disergap secara mendadak oleh pasukan Belanda yang jumlahnya sangat banyak di Meulaboh dan hanya bisa memilih melakukan perlawanan. Teuku Umar meninggal dunia karena tertembak peluru di dadanya pada pertempuran tersebut.
Sultan Iskandar Muda
Nama Sultan Iskandar Muda banyak sekali terpampang di jalan-jalan kota di Indonesia. Sultan Iskandar Muda ini telah berjasa banyak mengusir penjajah Portugis dari Nusantara. Perlawanannya yang sengit membuat Portugis angkat kaki dari bumi Sumatera.
Sultan Iskandar Muda ini memerintah kerajaannya selama 30 tahun dan membawa Aceh dalam kejayaan di awal abad ke-17. Kepemimpinannya yang ketat dan kuat, membuat penjajah Portugis susah untuk menaklukkan Aceh dengan bantuan masyarakat lokal di sekitar Aceh. Karena banyak pengkhianatan berhasil digagalkan olehnya.
Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia adalah pahlawan nasional wanita dari Aceh yang dikenal selain Cut Nyak Dhien. Cut Nyak Meutia ini adalah pejuang yang sengit melawan Belanda. Dia melawan Belanda secara gerilya dan pergi ke gunung-gunung untuk dijadikan markas dan menghindari pengepungan yang dilakukan oleh Belanda.
Cut Nyak Meutia ini akhirnya harus menghembuskan nafas terakhirnya setelah tertembak 3 peluru di Alue Kurieng pada tahun 1910. Sebelum wafat, dia menitipkan anaknya kepada Teuku Syech Buwah untuk dijaga.
Achmad Soebardjo
Achmad Soebardjo adalah pejuang diplomasi asal Aceh. Nama pemberian ayahnya adalah Teuku Abdul Manaf, namun ibunya memberinya dengan nama Achmad Soebardjo.
Achmad Soebardjo aktif sekali dalam memperjuangkan kemerdekaan serta bergabung dengan Jong Java dan Persatuan Mahasiswa di Belanda. Setelah pendudukan Jepang di Indonesia, dia juga tergabung dalam BPUPKI dan PPKI. Setelah Indonesia merdeka, Soebardjo diangkat menjadi Menteri Luar Negeri yang pertama.
Penulis: Iskael
