Power Steering Hidrolik vs Elektrik
Power Steering adalah salah satu fitur pada mobil yang bertugas untuk membantu pengemudi dalam membelokan roda melalui kemudi setir. Tanpa power steering, kamu sebagai pengemudi bakal mengeluarkan tenaga ekstra untuk membelokkan mobil, lho, Sahabat. Dengan adanya power steering, setir dapat lebih enteng diputar karena adanya bantuan pelumas atau motor penggerak.
Power Steering dipatenkan pertama kali pada 1900 oleh Robert Twyford. Di era modern ini, power steering sudah banyak dipasang pada mobil-mobil umum. Fitur ini telah dianggap sebagai kelengkapan standar sebuah mobil.
Berdasarkan jenis dan mekanisme kerjanya, power steering terbagi ke dalam jenis hidrolik dan elektrik. Keduanya pun tersusun atas komponen yang berbeda dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Bagaimana perbedaan power steering hidrolik dan elektrik?
Power Steering Hidrolik
Sesuai dengan namanya, power steering ini menerapkan sistem kerja hidrolis. Sistem kerja hidrolis berarti menggunakan fluida atau cairan, yakni oli, sebagai media penggerak. Mesin bakal menggerakkan pompa untuk menyalurkan oli menuju sistem power steering.
Seiring perkembangan zaman, power steering hidrolik mengalami inovasi, yakni pemasangan speed sensitive steering. Dengan inovasi ini, kelenturan setir dapat disesuaikan dengan kecepatan mobil. Semakin cepat laju mobil, setir akan semakin berat untuk diputar, begitu pula sebaliknya, ketika laju mobil melambat, setir akan semakin mudah untuk diputar. Hal ini bisa menjaga mobil tetap stabil saat sedang melaju.
Jenis power steering hidrolik adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam dunia otomotif, mulai dari truk besar sampai mobil biasa.
Power Steering Elektrik
Berbeda dengan sistem hidrolik yang menggunakan fluida berupa oli, power steering elektrik menggunakan motor elektrik atau komputer untuk memudahkan perputaran setir. Selain itu, sensitivitas setir dapat disesuaikan langsung dengan kecepatan laju mobil. Hal inilah yang menggambarkan kepraktisan dan kecanggihan power steering elektrik.
Kelebihan dan Kekurangan
Sistem hidrolis memiliki keunggulan pada kekuatannya. Sementara itu, power steering hidrolis sangat mudah dirawat dan dijual dengan harga yang cenderung murah. Akan tetapi, power steering hidrolis berpotensi untuk membebani mesin sehingga bahan bakar bisa terkuras lebih boros. Ditambah lagi, selang oli pada sistem hidrolis bisa bocor dan menyebabkan kerusakan.
Di sisi lain, sistem elektrik yang tidak menggunakan pompa dan selang, menerapkan kinerja yang lebih efektif daripada sistem hidrolis. Sistem elektrik tidak menguras bahan bakar secara berlebihan dan mudah juga untuk dirawat. Sayangnya, komponen-komponennya rentan terhadap air. Selain itu, power steering elektrik rata-rata hanya tahan sampai usia lima tahun atau 100,000 KM.
Selain power steering hidrolik dan elektrik, ada pula jenis yang menerapkan kombinasi keduanya. Perpaduan hidrolik dan elektrik menciptakan jenis power steering elektro-hidrolik atau sering juga disebut semi-elektrik.
Jenis ini menerapkan dua sistem kerja secara bersamaan. Pompa power steering tidak langsung terhubung dengan mesin, melainkan disokong oleh pompa elektrik.
Sekarang, Sahabat sudah tahu kan perbedaan power steering hidrolik dan power steering elektrik. Keduanya punya kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Dalam memilih power steering, sebaiknya Sahabat menyesuaikan spesifikasinya dengan kapasitas Sahabat dalam merawat mobil. Ini penting, lho. Kalau spesifikasinya berbeda, pastinya perawatannya pun bakal berbeda-beda juga.
Jangan menyepelekan power steering, Sahabat. Perangkat ini bisa membantu kamu sewaktu parkir atau belok dengan laju kecepatan yang rendah. Bayangin, coba, kalau mobil kamu lagi kena macet di tanjakan, dan pas banget berhenti di tikungan. Wah, makanya, pakai power steering!
Baca juga : Penyebab Rusaknya Power Steering Mobil