Tips Sahabat

2023-03-21

Fungsi timing light dalam dunia otomotif terbilang penting. Bahkan bisa dibilang sahabat para mekanik. Mengapa bisa begitu? Karena timing light merupakan salah satu bagian dari peralatan ukur bengkel. Jika Anda ingin mengetahui fungsi dari alat ini lebih dalam beserta cara penggunaannya. Anda perlu memperhatikan ulasan berikut ini. Fungsi Timing Light dalam Dunia Otomotif Timing light merupakan alat ukur yang digunakan untuk membantu proses penyempurnaan percikan bunga api yang dihasilkan busi. Timing light akan memudahkan Anda mencari posisi percikan bunga api busi yang tepat. Dengan begitu pembakaran mesin dapat berjalan dengan baik.  Alat ini akan menyala dan mengeluarkan sinar stroboscopic apabila ada rangsangan tegangan tinggi listrik dari kabel busi. Hal tersebut, menjadi pertanda proses pengapian busi terjadi. Perlu diingat, penggunaan timing light hanya digunakan untuk mobil yang memiliki sistem pengapian konvensional. Untuk mobil keluaran tahun terbaru, sudah tidak menggunakan alat ini karena mobil sudah menggunakan sistem ECU. Cara Menggunakan Timing Light Setelah Anda mengetahui fungsi utama dari timing light, Anda perlu mengetahui bagaimana cara penggunaan timing light yang benar. Berikut cara selengkapnya. Siapkan mobil Anda yang akan dilakukan perbaikan. Jangan lupa matikan mesin mobil terlebih dahulu apabila kondisi mesin menyala. Tunggu hingga mesin mobil dingin. Selanjutnya, buka bagian magnet atau penutup rotor. Kemudian Anda bisa buka bagian penutup platina. Selanjutnya, Anda siapkan timing light dan pasang kabel yang tersemat di timing light. Berikut cara pemasangan kabel timing light yang tepat. Pasang kabel timing light yang berwarna merah ke bagian kutub positif aki. Pasang kabel timing light yang berwarna hitam dan berukuran besar ke bagian kabel busi. Pasang kabel timing light yang berwarna hitam dan berukuran kecil ke bagian kutub negatif aki. Jangan lupa nyalakan mesin mobil terlebih dahulu hingga mesin mobil mencapai suhu kerja mobil. Nyalakan mesin dengan kondisi idle a, pastikan putaran RPM mencapai 750 hingga 800. Hal tersebut wajib Anda lakukan agar pengukuran menjadi presisi. Kemudian, lepas selang yang melekat pada bagian vacuum advancer distributor sehingga proses pengukuran menjadi lebih presisi.  Langkah selanjutnya, tekan bagian tombol dari timing light agar menyala. Lalu senter pada bagian puli poros engkol. Perhatikan bagian tersebut dengan teliti agar Anda mengetahui waktu pengapian busi. Pastikan pada saat penyorotan atau senter, lampu strobo berada pada angka 0. Geser bagian distributor apabila nilai dari lampu strobo tersebut kurang atau melebihi angka 0. Setelah semuanya sesuai, segera pasang baut dan putar hingga kencang. Dan langkah terakhir, pasang bagian selang dan segera bereskan peralatan yang Anda gunakan. Demikian beberapa langkah mudah yang bisa Anda contoh ketika menggunakan timing light. Bagaimana cukup mudah dan sederhana, bukan?  Seperti diketahui, keberhasilan mesin dalam mewujudkan performa yang maksimal dipengaruhi oleh proses pengapian busi mobil. Apabila proses pengapian tersebut mengalami masalah, maka mobil menjadi kurang bertenaga. Selain itu, masalah lain akan muncul seperti meningkatnya emisi gas buang, hingga konsumsi bahan bakar mobil menjadi lebih boros.  Jika Anda kurang percaya diri untuk melakukan pemeriksaan menggunakan timing light secara mandiri. Anda bisa mengunjungi bengkel Daihatsu terdekat untuk mendapatkan pelayanan service terbaik. 

2023-03-21

Agar pengemudi dan penumpang mobil tetap merasa nyaman ketika melewati medan jalanan yang rusak atau kurang rata. Para produsen mobil menciptakan sistem suspensi yang di dalamnya terdapat berbagai komponen termasuk komponen shockbreaker mobil. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa komponen tersebut beserta fungsinya agar Anda lebih memahami pentingnya komponen tersebut. Berikut komponen selengkapnya. Komponen Shockbreaker Mobil Depan dan Belakang beserta Fungsinya Lengkap Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, shockbreaker merupakan bagian dari komponen sistem suspensi mobil. Sistem suspensi sendiri diciptakan untuk mengurangi guncangan yang terjadi akibat gesekan roda dengan jalanan yang rusak. Sistem suspensi tersebut akan meredam guncangan tersebut, dengan memanfaatkan gerak shockbreaker yang mengikuti pantulan roda. Komponen shockbreaker tersebut terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan letak shockbreakernya, Yaitu bagian depan dan belakang. Agar Anda lebih memahaminya, yuk perhatikan ulasan berikut ini. Komponen-Komponen Shockbreaker Mobil Bagian Depan Ada beberapa komponen shockbreaker mobil bagian depan yang wajib Anda ketahui. Berikut komponen selengkapnya. 1. Seal oli Komponen ini berfungsi sebagai penutup oli sehingga mampu mencegah adanya kebocoran minyak dari bagian slider garpu.  2. Seal debu Komponen ini berfungsi sebagai penghambat masuknya kotoran atau debu ke bagian slider garpu yang dapat menimbulkan goresan dan memperpendek usia slider garpu. 3. Slider garpu Komponen ini berfungsi sebagai tempat wadah penampungan minyak atau oli shockbreaker. 4. Cincin stopper Komponen ini berfungsi sebagai penahan seal oli agar tetap berada pada posisinya dan tidak naik ke atas. 5. Pegas reaksi Komponen ini berfungsi sebagai peredam dan distributor daya kejut roda ketika mobil berjalan di jalanan yang permukaannya tidak rata.  6. Tolak garpu Komponen ini berfungsi sebagai pembagi ruang gerak torak garpu bagian bawah dan atas. Dengan begitu minyak atau oli shockbreaker dapat dialirkan ke bagian atas atau bawah torak. Mekanisme kerja tersebut mirip dengan mekanisme piston. 7. Tabung garpu Komponen ini berfungsi sebagai penyedia ruang atau penyekat ruang dalam tabung serta bagian slide garpu.  Baca Juga : Alasan Ganti Shockbreaker Harus Sepasang Komponen-Komponen Shockbreaker Mobil Bagian Belakang  Berikut beberapa komponen shockbreaker mobil bagian belakang yang perlu Anda ketahui. 1. Seal shockbreaker Komponen ini berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida yang terdapat di dalam shockbreaker.  2. Orifice Komponen ini berfungsi sebagai pengatur gerak satu arah fluida. Komponen ini berperan penting terhadap suspensi yang dihasilkan shockbreaker. Sebab komponen ini bisa dibilang sebagai sebagai penentu jenis suspensi apakah suspensi tersebut keras atau lembut.  Bentuk komponen ini mirip dengan saluran lubang kecil yang terdapat pada komponen piston. Bentuk saluran tersebut mempengaruhi hasil suspensi, jika salurannya kecil maka suspensi yang dihasilkan keras. Suspensi keras ini biasanya digunakan untuk mobil-mobil dengan keperluan balap. Sedangkan jika salurannya besar, maka suspensi yang dihasilkan akan terasa lembut.  3. Tabung shockbreaker Komponen ini berfungsi sebagai rumah atau wadah fluida dan piston ketika bergerak.  4. Piston Meskipun sama-sama memiliki nama piston. Komponen ini berbeda dengan piston kompresi mesin mobil. Piston shockbreaker ini terletak di dalam shockbreaker dan berfungsi sebagai penggerak shockbreaker. Di dalam komponen ini juga terdapat komponen lain yang dikenal dengan istilah piston rod. Komponen ini berfungsi untuk menentukan irama gerak naik turun piston sesuai dengan gerakan roda mobil. Baca Juga : 4 Ciri-Ciri Shockbreaker Belakang Mobil Rusak dan Minta Ganti Dengan membaca ulasan di atas, sekarang Anda sudah mengenal beragam komponen yang terdapat di dalam shockbreaker mobil beserta fungsinya. Jangan lupa cek selalu kondisi komponen-komponen ini ya, agar sistem suspensi mobil dapat berfungsi dengan baik. Apabila salah satu komponen tersebut aus, segera lakukan penggantian di bengkel Daihatsu terdekat agar kenyamanan berkendara Anda selalu terjaga dan tentunya terhindar dari komponen palsu. 

2023-03-21

Fungsi jack stand sangat krusial karena peralatan yang satu ini tidak boleh terpisahkan dengan alat dongkrak mobil. Jika Anda penasaran dengan fungsi tersebut, Anda perlu memperhatikan ulasan di bawah ini. Karena akan dijelaskan secara lengkap mengenai fungsi, komponen, dan cara penggunaan jack stand mobil yang benar. Berikut ulasan selengkapnya. Apa itu Jack Stand Mobil? Ketika Anda mendengar istilah jack stand, pasti Anda bertanya-tanya apa sebenarnya jack stand itu? Pasalnya hal tersebut selalu dibahas ketika mobil mengalami permasalahan di tengah perjalanan. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jack stand merupakan sebuah alat untuk melakukan perbaikan mobil di kala kondisi sedang darurat. Jack stand sendiri biasanya sepaket dengan penggunaan dongkrak mobil. Jack stand sendiri merupakan alat perbaikan mobil yang digunakan untuk menopang bodi mobil dengan kapasitas berat bodi dan ketinggian tertentu.  Baca Juga : Sering Keliru, Begini Cara Mendongkrak Mobil yang Aman Fungsi Jack Stand Mobil  Jack stand sendiri memiliki beberapa fungsi penting sebagai berikut. 1. Mengangkat bodi mobil Fungsi utama jack stand untuk mengangkat bodi mobil, ketika bagian bawah mobil bermasalah misalnya mesin bawah mobil bermasalah atau penggantian ban. Dengan adanya jack stand, Anda bisa melihat dan memeriksa bagian bawah mobil yang sedang bermasalah. Serta memudahkan Anda ketika sedang melakukan perbaikan.  2. Menjaga keamanan ketika sedang memperbaiki mobil Ketika ban mobil Anda pecah di tengah jalan, Anda tentu perlu mendongkrak mobil untuk melakukan proses penggantian. Ketika Anda melakukan proses perbaikan tersebut, Anda perlu bantuan jack stand untuk menopang beban mobil dan meninggikan mobil sesuai dengan standar ketinggian proses pendongkrakan. Jack stand akan membantu menyangga bodi mobil tersebut agar tidak jatuh mengenai Anda ketika proses perbaikan berlangsung. Atau menghindari kaki terjepit.  Komponen-Komponen Jack Stand Mobil Sebelum Anda memahami bagaimana cara menggunakan jack stand yang benar dan aman. Anda perlu mengetahui lebih lanjut mengenai komponen-komponen di dalamnya. Berikut komponen selengkapnya. 1. Pin pengunci atau lock pin Komponen ini dibuat dari material besi dan memiliki bentuk bundar atau segitiga. Komponen ini berfungsi sebagai pengunci dan penahan komponen tube agar kestabilan jack stand selalu terjaga saat digunakan. 2. Rahang atau tube Komponen ini berfungsi sebagai tempat atau alas dimana bagian bawah bodi mobil diletakkan. Untuk menghindari lecet di bagian bawah bodi mobil, komponen ini dilengkapi dengan fixture (sadel). Sedangkan di bagian bawah komponen ini, ditopang dengan base jack agar komponen ini tidak turun ketika digunakan.  3. Pengatur tube atau control lever Komponen ini berbentuk tuas dan berfungsi sebagai penahan tube dan pengatur ketinggian tube.  4. Base jack Seperti yang dijelaskan di atas, base jack berfungsi menopang jack stand ketika proses pengangkatan bodi bawah mobil.  Baca Juga : Dongkrak Hidrolik: Fungsi, Cara Kerja & Tips Menggunakannya Cara Menggunakan Jack Stand yang Benar dan Aman Ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan ketika hendak menggunakan jack stand mobil agar aman. Berikut langkah selengkapnya. Pertama-tama Anda lepas terlebih dahulu bagian pin pengunci sehingga bagian tube bisa dikendalikan naik atau turun. Langkah selanjutnya, Anda bisa menaikkan bagian tube sesuai dengan tinggi mobil. Langkah ketiga, kunci kembali dengan cara memasukkan bagian pin pengunci ke bagian lubang pengunci. Langkah keempat, letakkan jack stand di bagian chassis atau as roda mobil. Anda bisa meletakkannya di bagian bawah samping jika mobil yang Anda gunakan berjenis sedan. Jika posisi dirasa sudah sesuai dan tepat, Anda bisa menurunkan dongkrak secara perlahan. Demikian cara penggunaan jack stand yang benar dan aman yang bisa Anda praktikkan. Bagaimana? Mudah sekali bukan.

2023-03-21

Mengenali berbagai jenis freon AC pada mobil merupakan hal yang penting yang wajib diketahui. Pasalnya, keberhasilan fungsi AC dalam mendinginkan kabin mobil juga bergantung pada freon. AC yang berfungsi dengan baik, dapat memberikan kenyamanan Anda ketika berkendara di musim panas. Tidak usah lama-lama lagi, langsung saja kenali beragam jenis dari freon AC seperti berikut ini. Jenis-Jenis Freon AC pada Mobil yang Wajib Diketahui Freon AC merupakan sebuah zat cair khusus yang digunakan di dalam sistem pendingin mobil. Zat ini nantinya digunakan sebagai zat penyerap panas, sehingga nantinya kabin mobil bisa terasa dingin dan sejuk. Freon AC sendiri dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenisnya. 1. Jenis R-12 Jenis pertama, ada R-12. Freon AC yang satu ini sudah tidak digunakan lagi di awal tahun 2000. Penghentian penggunaan freon R-12 ini, bukan karena tanpa sebab. Freon ini dilarang digunakan karena dapat mempercepat proses global warming karena dapat merusak lapisan ozon bumi. Freon ini memang mengandung unsur CFC (Chloro Fluoro Carbon) karena berasal dari senyawa methane dan ethane.  Oleh karena itu, para pemerhati global warming di seluruh dunia melarang freon ini untuk digunakan lagi. Freon R-12 memiliki beberapa karakteristik seperti berikut. Tidak beracun. Tidak menyebabkan korosif. Stabil meski digunakan pada kondisi suhu yang tinggi atau rendah. Titik didih berada pada 29,8 derajat celcius ketika tekanannya mencapai 1 atm. Memiliki tekanan kondensasi sebesar 93.3 psi ketika suhu mencapai 30 derajat celcius. Memiliki tekanan kondensasi sebesar 11.8 psi ketika suhu mencapai 15 derajat celcius. Fungsi dielektiknya terbilang cukup tinggi. Tidak berwarna. Bersifat sulit terbakar. Baca Juga : Berapa Standar Tekanan Freon AC Mobil? Ini Cara Ceknya 2. Jenis hydrocarbon Jenis freon kedua, ada hydrocarbon yang dinilai sebagai freon anti global warming. Freon yang satu ini dibuat dari senyawa karbon dan senyawa alami hidrogen. Senyawa tersebut sudah diteliti dan terbukti tidak merusak lapisan ozon. Freon ini memiliki karakteristik khusus seperti berikut. Kandungannya terbilang mudah terbakar sehingga perlu dipasang alat khusus agar freon dapat berfungsi. Ramah lingkungan karena mencegah proses percepatan global warming. 3. Jenis R-22 Jenis ketiga, ada R-22. Freon ini bisa disebut sebagai pengganti freon jenis pertama yaitu freon R-12. Freon jenis R-22 ini juga terbilang dapat merusak lapisan ozon, namun dampak yang dihasilkan tidak sebesar jenis R-12. Freon R-22 ini dibuat dari senyawa klor sehingga kerap kali dikenal dengan freon jenis HCFC (Hydro Chloro Fluoro Carbon). Freon ini memiliki karakteristik seperti berikut. Kemampuan dielektrik terbilang lumayan besar. Bersifat mudah menyerap air. Bersifat non korosif. Pada tekanan 1 atm, titik didih freon R-22 mampu mencapai 40 derajat celcius. Pada suhu 15 derajat celcius, mampu menghasilkan tekanan kondensasi sebesar 23.8 psi. Pada suhu 30 derajat celcius mampu menghasilkan tekanan kondensasi sebesar 158.2 psi.  Baca Juga : Cara Melakukan Perawatan Freon AC Mobil yang Aman dan Praktis! 4. Jenis R-134A Jenis keempat, ada R-134A yang termasuk dalam golongan HFC (Hydrocarbon) yang terbilang tidak merusak lapisan ozon. Mengingat sifatnya yang terbilang aman, membuat freon jenis ini banyak digunakan oleh pabrikan mobil sebagai standar freon AC mobil. Freon ini memiliki karakteristik seperti berikut. Tekanan kritis sebesar 4060 Kpa apabila suhu sudah mencapai 101 derajat celcius. Bersifat non korosif. Unsur dan struktur kimiawi di dalamnya terbilang sangat stabil. Pada tekanan 1 atm, freon ini menghasilkan titik didih sebesar 26.1 derajat celcius. Ketika suhu mencapai 25 derajat celcius menghasilkan tekanan uap sebesar 668 Kpa. Demikian beberapa jenis freon AC mobil yang perlu diketahui, dengan begitu Anda dapat berkontribusi langsung terhadap pencegahan global warming.