Cara Merawat Mobil Hybrid, Biar Baterai dan Mesin Tetap Optimal!
Kini semakin banyak orang Indonesia yang mulai menggunakan mobil hybrid untuk kendaraan keluarga maupun mobilitas pribadi. Kombinasi antara tenaga listrik dan mesin bensin membuat mobil hybrid menjadi solusi bagi yang ingin hemat bahan bakar sekaligus ramah lingkungan.
Jika Anda pengguna mobil hybrid atau tertarik untuk membelinya, Anda perlu memperhatikan cara perawatannya. Karena menggunakan sistem ganda dari motor listrik dan pembakaran internal, perawatan mobil hybrid berbeda dengan mobil konvensional maupun EV murni.
Mobil hybrid memiliki komponen tambahan seperti baterai hybrid, inverter, serta sistem pendingin khusus yang semuanya membutuhkan perhatian lebih. Berikut ini beberapa tips merawat mobil hybrid agar penggunaanya awet, tetap efisien, dan bisa memperpanjang usia baterai dan komponen listriknya.
1. Rutin Cek Oli dan Mesin
Mesin hybrid tetap menggunakan oli mesin biasa, tapi interval penggantiannya bisa berbeda tergantung kondisi. Interval ideal untuk penggantian olinya yakni setiap 10.000–15.000 km atau sesuai rekomendasi pabrikan. Pastikan hanya menggunakan oli dengan label “Hybrid Engine Approved” dan hindari oli abal-abal.
Penggunaan oli yang salah bisa berdampak buruk memengaruhi kinerja motor listrik yang terhubung ke mesin. Oleh karena itu, selalu gunakan produk dan jenis oli yang cocok untuk mobil hybrid Anda. Selain oli, periksa juga busi dan filter oli agar proses pembakaran tetap optimal.
2. Perhatikan Sistem Pendingin Baterai
Cuaca dan suhu adalah tantangan terbesar bagi komponen baterai mobil hybrid. Sistem pendingin mobil hybrid menggunakan coolant khusus yang beredar melalui saluran di sekitar modul baterai.
Pastikan cairan pendingin pada mobil hybrid diganti setiap 40.000 km. Selain itu, bersihkan ventilasi udara dari debu. Jika sirkulasi udara tersumbat, suhu bisa melonjak dan memperpendek umur baterai mobil hybrid Anda.
3. Hindari Banjir dan Jangan Mencuci Mobil Sembarangan
Mobil hybrid memiliki sistem kelistrikan kompleks yang mencakup baterai bertegangan tinggi, inverter, dan berbagai konektor sensitif. Komponen-komponen ini memang dilengkapi sistem pelindung, tetapi tetap berisiko rusak jika terpapar air dalam jumlah besar. Maka dari itu, sebisa mungkin hindari mengemudi melewati genangan atau area banjir.
Selain itu, saat mencuci mobil disarankan untuk tidak menyemprot air bertekanan tinggi langsung ke bagian bawah bodi, ruang mesin, atau area sekitar baterai. Gunakan metode pencucian lembut dan pastikan semua komponen kelistrikan terlindung dengan baik. Bila ragu, sebaiknya lakukan pencucian di bengkel resmi.
4. Cek Rutin Bagian Rem Regeneratif
Sistem pengereman pada mobil hybrid bukan sekadar memperlambat laju, tapi juga menghasilkan energi untuk disimpan kembali. Oleh karena itu, komponen seperti brake pad pada mobil hybrid biasanya lebih awet. Namun tetap lakukan pengecekan rutin, terutama sensor roda dan sistem kontrol elektronik.
5. Hindari Overcharging Baterai
Overcharging atau pengisian berlebih dapat mempercepat degradasi sel baterai dan mengurangi kapasitas penyimpanan energi. Jika kebiasaan buruk ini terus dibiarkan maka performa motor listrik pada mobil hybrid bisa menurun.
Untuk mencegah hal ini, biasakan mengemudi secara rutin agar sistem pengisian dan pemakaian baterai tetap seimbang. Hindari pula meninggalkan mobil hybrid dalam kondisi baterai penuh untuk waktu lama, terutama di tempat bersuhu tinggi.
6. Servis di Bengkel Resmi Hybrid
Mobil hybrid bukan tipe kendaraan yang bisa diservis di tempat sembarangan. Bawa mobil hybrid Anda untuk perawatan di bengkel yang resmi. Bengkel resmi memiliki alat pemindai khusus yang bisa membaca kondisi baterai, inverter, hingga software ECU. Teknisi bersertifikat pun tahu bagaimana menangani sistem bertegangan tinggi dengan aman.
Baca juga: Mobil Hybrid Pertama Daihatsu di Indonesia, Rocky e-Smart Hybrid
Kebiasaan Berkendara yang Bikin Mobil Hybrid Lebih Awet
Terkadang usia pakai kendaraan bukan hanya ditentukan oleh komponen, tapi oleh gaya mengemudi penggunanya. Itulah mengapa tingkat keawetan mobil hybrid milik masing-masing orang bisa berbeda-beda. Berikut ini beberapa kebiasaan berkendara yang dapat Anda terapkan supaya mobil hybrid lebih awet.
1. Gunakan Mode ECO dan EV dengan Cerdas
Mode ECO membatasi respons mesin untuk menghemat bahan bakar. Gunakan mode ini ketika berada di tengah kemacetan atau jalanan kota yang padat. Sementara EV mode memungkinkan mobil berjalan hanya dengan tenaga listrik, sehingga bisa meringankan kerja mesin. Gunakan mode-mode tersebut di waktu dan kondisi yang tepat saat berkendara.
2. Hindari Akselerasi Mendadak
Mesin hybrid bekerja sangat efisien saat akselerasi halus dan stabil. Akselerasi mendadak memicu mesin bensin aktif lebih cepat yang justru mengurangi peran motor listrik. Maka dari itu, sebaiknya biasakan berkendara dengan gaya eco driving yang lembut, sabar, tapi tetap sigap.
3. Gunakan Rem Regeneratif Secara Optimal
Saat mendekati lampu merah, lepas pedal gas lebih awal agar sistem rem regeneratif bisa mengubah energi kinetik jadi listrik tambahan untuk baterai. Hindari pengereman keras yang membuat energi mobil hybrid jadi terbuang percuma.
4. Hindari Parkir di Tempat Panas
Baterai pada mobil hybrid sangat sensitif terhadap suhu panas. Jika sering terpapar suhu tinggi, sel baterai bisa rusak lebih cepat hingga 20%. Jadi biasakan parkir di tempat teduh atau gunakan pelindung kaca depan agar baterai bisa panjang umur.
Komponen-Komponen Krusial pada Mobil Hybrid
Terdapat beberapa komponen khusus pada mobil hybrid yang tidak terdapat di mobil konvensional. Komponen ini memiliki peran krusial yang mempengaruhi kinerja teknologi hybrid. Berikut ini sejumlah komponen penting mobil hybrid yang perlu mendapatkan perhatian lebih:
1. Baterai Hybrid
Umur baterai mobil hybrid biasanya bertahan 8–10 tahun atau sekitar 160.000 km. Tapi dengan perawatan baik, masa pakainya bisa jauh lebih lama. Jika Anda mulai merasakan akselerasi melemah, mode EV cepat habis, atau konsumsi BBM meningkat, itu tanda baterai mulai lemah. Biaya penggantiannya berkisar Rp25–45 juta, tergantung merek dan kapasitas.
2. Motor Listrik & Inverter
Inverter berfungsi mengubah arus DC dari baterai menjadi AC untuk menggerakkan motor listrik. Pastikan konektor bebas karat dan isolasi kabel tetap utuh. Jangan lupakan update software ECU untuk meningkatkan efisiensi dan responsivitas tenaga.
3. Sistem Elektronik & Software
Mobil hybrid penuh dengan sirkuit dan kode. Pemeriksaan rutin menggunakan OBD scanner membantu mendeteksi error sebelum berkembang jadi masalah besar. Lakukan update software di bengkel resmi agar sistem manajemen energi selalu mengikuti standar terbaru pabrikan.
Baca juga: Cara Kerja Teknologi Mobil Hybrid dan Jenis-jenisnya
Demikianlah beberapa tips perawatan mobil hybrid yang penting untuk Anda terapkan. Mobil hybrid membutuhkan cara perawatan yang berbeda dari mobil konvensional dan EV murni. Agar kinerjanya efisien dan komponennya tahan lama, perawatan mobil hybrid harus dilakukan secara benar dan rutin.