Mengulik Cara Kerja Sistem Injeksi Mobil Beserta Jenisnya
Semakin hari, perkembangan teknologi semakin canggih. Hal ini pun tidak luput dengan dunia otomotif. Di mana setiap harinya pabrikan kendaraan bermotor berinovasi mengembangkan berbagai teknologi demi menciptakan kenyamanan berkendara.
Salah satu inovasi yang telah berhasil dikembangkan yaitu sistem injeksi mobil. Lantas bagaimana cara kerjanya? Berikut ulasannya.
Prinsip Kerja Sistem EFI pada Mesin Mobil
Dikenal dengan istilah EFI atau electronic fuel injection, sistem satu ini hadir untuk menghilangkan kelemahan yang melekat pada karburator.
Bila sebelumnya sistem bahan bakar karburator memiliki jumlah pasokan yang hanya bergantung dari kevakuman yang berlangsung di venturi karburator, maka sistem EFI ini lebih canggih lagi.
Di mana sistem EFI akan mengamati seluruh kondisi mesin melalui berbagai sensor yang dimilikinya.
Hebatnya lagi, sistem EFI pula akan melakukan analisa menggunakan komputer yang kemudian menyemprotkan bahan bakar dalam takaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan via injektor. Hal satu ini tentunya sangat menguntungkan dibandingkan dengan sistem terdahulunya.
Untuk melakukan kerjanya tersebut, sistem injeksi mobil didukung dengan komponen penting bernama ECU atau electronic control unit alias komputer mobil, injektor, serta beberapa sensor.
ECU menjadi otak yang mengatur segala kinerja dari sistem EFI secara keseluruhan. Informasi yang dibawa oleh beberapa sensor di dalamnya dikirim ke ECU untuk diolah.Selanjutnya ECU akan memutuskan takaran bahan bakar yang disemprotkan ke injektor.
Beberapa sensor tersebut memiliki tugas masing masing, yang kemudian semua data yang diterimanya dikelola oleh ECU untuk melakukan tindakan berikutnya, sehingga semakin banyak sensor yang dimiliki, maka semakin baik pula efisiensi mesin yang akan dihasilkan.
Baca juga: Mengenal Kapasitas Oli Transmisi Ayla Manual Beserta Cara Perawatannya
Jenis Mesin Injeksi Mobil
Sebuah kendaraan roda empat yang dibekali dengan sistem EFI akan dibagi menjadi dua tipe, yaitu mesin injeksi tipe D (Manifold Pressure Control Type) dan mesin injeksi tipe L (Manifold Pressure Control Type).
Cara kerja yang dimiliki sistem injeksi mobil tipe D yaitu mengukur tekanan udara pada intake manifold lalu melakukan perhitungan pada jumlah udara yang diterima tersebut.
Namun pada kenyataannya, sistem injeksi D-EFI ini tidak mampu mengkonversikan jumlah bahan bakar yang masuk secara tepat karena tekanan udara dalam intake manifold.
Biasanya,pengukuran udara yang diterima intake manifold menggunakan vacuum sensor yang disebut MAP sensor. Proses pengukuran yang dilakukan MAP sensor terhadap besaran kevakuman akan dikirim ke ECU.
Dengan begitu ECU akan memberikan perintah kepada sensor lainnya untuk menyalurkan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan menuju ruang bakal melalui injektor.
Sementara untuk kinerja dari sistem injeksi tipe L hampir sama dengan tipe D, hanya saja pengukuran udara yang diterima oleh intake manifold memanfaatkan air flow meter.
Pada sistem injeksi mobil tipe L, air flow meter memiliki tugas melakukan pengukuran besaran tekanan udara menuju vacuman yang berlangsung di intake manifold.
Kemudian hasil dari pengukuran tersebut akan diteruskan ke ECU guna menentukan takaran bahan bakar yang harus disuplai menuju ruang bakar melalui injektor.
Kendaran roda empat yang dibekali dengan sistem EFI memang memiliki keunggulan dibandingkan terdahulunya. Tak heran jika kendaraan ini sudah banyak diminati oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia.
Namun meski begitu, setiap komponennya tidak akan berjalan dengan baik bila Anda tidak melakukan perawatan mobil secara rutin.
Baca juga : 5 Penyebab Lampu Indikator Injeksi Menyala Terus Pada Mobil