Membacakan dongeng kepada anak-anak tetaplah penting untuk dilakukan. Apalagi, jika dilakukan sebelum tidur. Selain sebagai cara agar anak bisa tertidur, membacakan dongeng sebelum tidur juga bisa menjadi ajang bonding dengan anak.

Pada artikel ini, kami akan berikan beberapa referensi dongeng sebelum tidur yang cocok untuk anak-anak Sahabat. Terutama, untuk mereka yang berusia 1 sampai 7 tahun. Beberapa referensi tersebut bisa disimak sebagai berikut!

Dongeng Burung Bangau yang Angkuh

Pada suatu hari, hiduplah seekor bangau anggun yang tengah berdiri di depan sebuah sungai. Walau anggun, bangau satu ini tergolong angkuh. Keangkuhannya itu bisa dilihat dari sikapnya yang menolak untuk memakan ikan-ikan kecil. Menurutnya, ikan-ikan kecil itu tak pantas untuk seekor bangau yang anggun sepertinya.

Beberapa menit kemudian, munculah seekor ikan besar di sungai yang ada di depan sang bangau. Bukannya ditangkap, sang bangau malah mengabaikan ikan besar tersebut. Menurut sang bangau, harusnya ikan besar tersebutlah yang mendekati dirinya. Bukan dia yang harus datang dan menangkap ikan tersebut.

Kesal dengan sikap sang bangau, ikan besar beserta ikan-ikan yang kecil pun menjauhi sang bangau dengan berenang ke tengah sungai. Sang bangau awalnya tak mempedulikan hal tersebut.

Namun, kepergian ikan-ikan tersebut rupanya membuat sang bangau kelaparan. Karena tak sanggup mengejar kawanan ikan yang sudah berenang terlalu jauh, sang bangau pun terpaksa menyantap siput yang kebetulan lewat di depannya.

Dongeng si Kelinci dan Kura-Kura

Seperti dongeng sebelumnya, dongeng satu ini juga punya tokoh hewan yang angkuh. Di cerita ini, sosok hewan yang angkuh itu adalah si kelinci.

Pada suatu hari, si kelinci yang angkuh itu mengajak seekor kura-kura untuk lomba lari. Kura-kura pun dengan senang hati mengikuti ajakan lomba dari si kelinci tersebut.

Selama perlombaan, kelinci unggul jauh dari kura-kura. Hal ini tak lepas dari kecepatan yang dimiliki oleh si kelinci. Merasa dirinyalah yang akan memenangkan lomba, si kelinci memutuskan untuk tertidur sejenak di sebuah pohon yang dekat dengan garis finish.

Nahas, si kelinci tidur terlalu nyenyak. Sehingga, dia pun tak sadar kalau si kura-kura sudah berada di garis finish.

Si Kancil dan Buaya

Dongeng satu ini dimulai dari seekor kancil yang hendak pergi ke sebuah hutan. Sang kancil melakukan hal tersebut guna mencari makanan. Di tengah perjalanan, dia menemui sebuah sungai yang berisi kawanan buaya.

Sang kancil mesti melewati sungai tersebut, bila ingin sampai ke hutan yang dia tuju. Tak hilang akal, sang kancil pun mencoba mengelabui kawanan buaya tersebut.

Sang kancil pun lalu memanggil kawanan buaya tersebut. Dia berujar kalau dia diperintahkan oleh raja hutan untuk menghitung jumlah buaya yang ada di sungai. 

Untuk melakukannya, kawanan buaya harus berbaris hingga mencapai hutan yang hendak dituju sang kancil. Lalu, sang kancil akan menghitung jumlah buaya-buaya tersebut dengan melangkahi pundak mereka satu per satu. Kawanan buaya pun akhirnya menuruti permintaan sang kancil tersebut. 

Kemudian, sang kancil pun menaiki pundak kawanan buaya itu satu persatu. Sampai akhirnya dia sampai ke hutan yang dia tuju. Sesampainya di hutan tersebut, sang kancil pun lari dengan terbirit-birit. Dari situ, kawanan buaya pun menyadari kalau mereka telah ditipu oleh sang kancil.

Persahabatan Singa dan Tikus

Di sebuah hutan yang rimbun, tinggalah seekor singa yang tengah tertidur pulas. Tak jauh dari singa tersebut, lewatlah seekor tikus kecil berwarna abu-abu. Melihat singa yang tertidur, stikus itu pun mencoba untuk menjahili singa.

Tikus pun berhasil menjahili singa hingga singa pun terbangun dan marah. Karena marah, singa pun mengejar tikus hingga tikus pun terpojok dan menangis. Tikus pun meminta maaf atas kesalahannya tersebut. Karena tak tega, singa pun memaafkan tikus tersebut.

Beberapa waktu kemudian, datanglah seorang pemburu yang berhasil menangkap sang singa dengan sebuah jaring. Hal itu membuat singa merasa takut dan khawatir.

Tak jauh dari situ, datanglah sang tikus yang melihat sang singa yang tengah berada di dalam jaring. Karena teringat kebaikan sang singa, sang tikus pun menghampiri sang singa dan menyelamatkannya. Sang tikus menggigiti jaring yang memenjarakn sang singa, hingga sang singa pun berhasil lepas. Sejak saat itu, sang singa dan sang tikus pun menjadi sahabat.

Dongeng Kawanan Semut dan Seekor Belalang

Pada suatu musim panas yang terik, hiduplah seekor belalang yang tngah bernyanyi di atas pohon sambil menyeruput air dingin. Beberapa menit kemudian, datanglah kawanan semut yang tengah membawa bahan makanan dalam jumlah banyak.

Melihat hal itu, si belalang menyindir mereka dengan berujar, “di hari yang panas ini, masih saja kalian bekerja! Lebih baik kalian bersantai seperti diriku ini!” 

Mendengar sindiran itu, salah seorang dari kawanan semut pun berkata, “kami harus mengumpulkan banyak makanan, wahai belalang. Jika kami tidak melakukannya, kami khawatir akan mengalami kelaparan saat musim dingin nanti. Lebih baik kau kumpulkan saja makanan yang banyak seperti kami.”

“Untuk apa aku harus mengumpulkan makanan dari sekarang. Bukankah musim dingin masih lama?” Jawab si belalang pada salah satu dari kawanan semut.

Singkat cerita, musim dingin pun tiba. Belalang yang selama musim panas hanya bersantai harus mengalami nasib sial. Dia tidak memiliki makanan sedikit pun, sehingga dia pun mengalami kelaparan selama musim dingin berlangsung.

Hal sebaliknya terjadi pada kawanan semut. Mereka justru tengah menikmati makanan yang telah mereka kumpulkan selama musim panas kemarin.

Kisah Putri Berambut Merah dan Burung Berbulu Emas

Di suatu kerajaan yang makmur, hiduplah seorang putri cantik yang memiliki rambut kemerahan. Setiap malam seusai senja datang, sang putri selalu bertepuk tangan untuk memanggil burung berbulu emas kesayangannya.

Burung tersebut sering sekali bertengger di bahu sang putri. Dan entah mengapa, rambut sang putri selau berkilauan saat burung tersebut bertengger di bahunya.

Selama bertengger di bahu sang putri, burung berbulu emas itu selalu melantunkan lagu yang indah. Mendengar lagu itu, sang putri pun ikut bernyanyi. Nyanyian mereka pun terdengar ke seluruh sudut kerajaan. Membuat raja dan seluruh rakyat tertidur dan mimpi indah.

Hingga pada suatu hari, datanglah seorang penyihir yang tiba-tiba mengutuk sang putri. Penyihir tersebut mengutuk sang putri yang semula memiliki rambut berwarna merah, malah menjadi kehitaman.

Sang putri pun cemas dengan kutukan tersebut. Hingga pada suatu malam, burung berbulu emas kesayangannya pun datang dan hinggap seperti biasa. Mereka pun juga tetap bernyanyi seperti biasa. Sayang, nyanyian tersebut justru malah membuat seisi kerajaan bermimpi buruk.

“Mengapa ini bisa terjadi, burung berbulu emas? Apa yang harus aku lakukan?” Tanya sang putri. 

Penulis : Anggie Warsito