Apa itu Tensioner? Ini Fungsi, Jenis dan Ciri Kerusakannya
Tensioner adalah sebuah komponen berupa bearing yang terdapat di dalam rangkaian mesin mobil. Tensioner sendiri memiliki ukuran yang kecil, meski begitu komponen tersebut memiliki fungsi yang sangat vital. Adapun fungsi selengkapnya sebagai berikut.
Apa itu Tensioner?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tensioner merupakan bagian dari rangkaian mesin mobil yang berbentuk bantalan. Pada umumnya tensioner sudah dilengkapi dengan pulley atau roller yang berfungsi sebagai pemutar atau penekan bagian chain atau timing belt agar berada di posisi yang tepat dan tidak kendur.
Fungsi Tensioner Mobil
Ada beberapa fungsi vital dari tensioner yang perlu Anda ketahui. Adapun fungsi selengkapnya sebagai berikut.
1. Mengontrol ketegangan dari chain atau timing belt agar selalu terjaga dengan baik
Tensioner mobil pada umumnya dapat menyesuaikan dan mempertahankan ketegangan yang tepat pada chain atau timing belt.
2. Meningkatkan efisiensi mesin
Tensioner berfungsi untuk memastikan posisi chain atau timing belt berada pada posisi yang tepat dan tidak kendur selama proses pergantian chain atau timing belt sehingga dapat meningkatkan efisiensi mesin karena putaran mesin menjadi lebih stabil.
3. Memperpanjang usia mesin mobil
Tensioner juga dapat memperpanjang usia mesin mobil. Sebab tensioner mampu mengurangi kemungkinan adanya kerusakan pada mesin yang diakibatkan oleh putusnya chain atau timing belt.
Ketika chain atau timing belt putus, maka tensioner secara otomatis akan meredam getaran dari chain atau timing belt tersebut. Hal tersebut tentunya juga dapat mencegah risiko hilangnya daya pada komponen yang digerakkan oleh timing belt atau chain, seperti pompa udara, alternator, hingga kompresor AC.
Jenis Tensioner
Setelah mengetahui fungsinya, selanjutnya Anda perlu mengetahui jenis-jenis dari tensioner mobil. Adapun jenis selengkapnya sebagai berikut.
1. Tensioner manual
Tensioner jenis ini memiliki penyetelan yang haru dilakukan secara manual sesuai dengan namanya. Untuk menyetel tensioner manual, maka Anda harus mengendurkan mur pengunci pada setelan. Kemudian Anda perlu mengencangkan baut penyetelan sebelum mengencangkan kembali mur pengunci.
2. Tensioner semi otomatis
Untuk tensioner jenis ini, penyetelan dapat dilakukan dengan meregangkan baut penahan batang penegang. Kondisi tersebut menyebabkan, batang penegang terdorong oleh per tensioner.
Jika kondisi mesin terasa sudah halus, maka Anda perlu mengencangkan kembali baut penahan. Namun, apabila dorongan per ke bagian batang penegang kurang kuat namun posisi rantai sudah kendor, maka Anda perlu mengencangkan baut secara manual.
3. Tensioner otomatis
Untuk jenis otomatis, maka per pada tensioner akan secara otomatis mendorong batang penegang.
Ciri Tensioner Mobil Rusak
Mengingat fungsinya yang vital, maka sebagai pemilik mobil sudah seharusnya memahami ciri-ciri kerusakan pada tensioner mobil. Adapun ciri selengkapnya sebagai berikut.
1. Muncul suara gaduh yang mengganggu dari mesin
Tensioner mobil yang rusak biasanya akan muncul ciri-ciri kerusakan seperti munculnya suara gaduh yang mengganggu dari mesin. Suara tersebut biasanya terjadi karena tensioner disetel terlalu kencang atau kondisi tegangan yang dihasilkan oleh tensioner sudah lemah.
2. Bagian belakang timing belt mengalami keausan
Ciri kerusakan selanjutnya, dapat dilihat pada bagian belakang timing belt. Apabila bagian belakang dari komponen tersebut mengalami keausan maka dipastikan tensioner mengalami kerusakan. Keausan pada timing belt biasanya disebabkan oleh penyetelan tensioner yang kurang tepat.
Demikian ulasan lengkap mengenai apa itu tensioner, fungsi, jenis, dan ciri kerusakannya. Meski tensioner terbilang komponen yang jarang mengalami kerusakan, namun Anda tetap perlu mengecek kondisi komponen tersebut secara rutin dan berkala agar kinerja mesin tidak menurun. Agar kinerja tensioner selalu maksimal, pastikan Anda menyervis mobil Anda di bengkel resmi Daihatsu.