Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengisian Tegangan Baterai Mobil?
Tidak bisa dipungkiri jika mobil bak sebuah alat yang penuh dengan komponen kompleks di dalamnya, seperti contohnya sistem pengisian. Peranti yang berfungsi mengisi tegangan baterai dan komponen listrik saat starter ini ternyata punya rangkaian yang rumit. Berikut uraian cara kerja sistem pengisian yang harus Anda tahu.
1. Saat Kunci Kontak On Namun Mesin Dalam Keadaan Mati
Sistem charge dimulai saat kunci kendaraan dalam keadaan on, namun Anda masih belum menyalakan mesin. Pada saat ini, mesin akan otomatis mengaktifkan lampu dan memberi daya magnet pada rotor coil. Aktivitas tampak dengan jelas, pasalnya lampu utama atau head light akan menyala.
Hal tersebut terjadi karena tegangan dari baterai masuk ke fusible link lalu ke saklar ignition. Tegangan ini mengalir dari kontak poin O (Po) ke Poin 1 (P1) yang kemudian membuat lampu menyala. Pada saat itu pula, tegangan menuju Terminal IG, PL1, PL0 dan menuju ke terminal F, rotor coil, plus terminal E alternator. Di sinilah daya kemagnetan terjadi.
Baca juga: 30 Komponen Karburator Mobil Dan Fungsinya
2. Saat Mesin Dalam Keadaan Stasioner Atau Diam
Cara kerja sistem pengisian berlanjut selaku Anda menyalakan mesin. Dalam keadaan awal ignition, lampu akan mati dan terjadi pengisian baterai. Umumnya hal ini terjadi karena sistem ignition meneruskan putaran mesin ke puli alternator. Charge warning lampu tersebut harus dimatikan demi memperlancar pengalihan tegangan.
Bisa dikatakan hal tersebut terjadi dikarenakan switch tegangan mengarah ke charge warning lamp dalam waktu sekejap. Kemudian berlanjut ke terminal B regulator dan alternator. Di peranti ini terdapat dioda yang mengalihkan tegangan menjadi satu arah saja, dan membuat lampu mati.
Terjadi pula pengisian baterai karena tegangan stator coil. Stator tersebut menghasilkan tegangan 3 phase AC dan DC. Arus tegangan bolak balik ini juga diikuti dengan tegangan DC 12 volt, yang merupakan cara kerja sistem pengisian daya pada semua komponen kelistrikan di mobil.
Baca juga: Mengenal Prinsip Kerja Motor Listrik Beserta Fungsinya
3. Mesin Menyala Dengan Putaran Yang Rendah
Pada tahapan ini, kemagnetan dan juga voltage yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tetapi, tegangan tersebut kemudian dialihkan ke resistor yang dilanjutkan ke terminal F alternator dan regulator. Kemagnetan pada rotor coil cenderung rendah dengan daya baterai kurang dari 12 volt.
4. Mesin Hidup Dengan Keadaan Putaran Yang Tinggi
Berbeda lagi jika kendaraan dalam kendaraan bergerak dan memiliki putaran yang sangat tinggi. Pada masa ini, tidak akan terjadi pengisian atau charge. Hal ini dikarenakan daya magnet yang dihasilkan regulator sangat tinggi dan menghubungkan PL0 dan PL2. Dengan begitu, daya dari baterai akan dialihkan langsung ke fusible link.
Kemudian, cara kerja sistem pengisian yang terhenti akan mengalirkan tegangan ke ignition switch dan fuse. Dari jalur tersebut, daya akan tersalurkan ke terminal IG dan berlanjut ke PL0 dan PL2. Namun, setelah mencapai PL2 tegangan justru mengarah ke masa. Yang mana membuat rotor coil tidak memiliki tegangan untuk pengisian.
Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa charge ini berjalan dengan 4 kondisi sistem yang berbeda. Saat kunci kendaraan terpasang, saat mesin mulai hidup namun stationer, saat memiliki putaran rendah, dan dalam putaran tinggi. Empat kondisi tersebut termasuk dalam sistem yang berkesinambungan dalam operasional mobil.
Baca juga: Lima Jenis Aki Mobil yang Wajib Kamu Ketahui