Dampak Buruk Ganti Oli Transmisi CVT dengan ATF
Ganti oli transmisi CVT dengan ATF adalah sebuah keputusan yang buruk. Karena sejatinya, oli transmisi matik CVT harus sesuai dengan interval yang dianjurkan oleh pabrikan mobil tersebut.
Pada umumnya jenis oli mobil matic konvensional berbeda dengan mobil matic CVT, dimana transmisi otomatis konvensional berjenis ATF (Automatic Transmission Fluid) sementara transmisi otomatis CVT berjenis CVTF.
Perbedaan tersebut dikarenakan sistem kerja yang berbeda, bahwa transmisi konvensional lebih sederhana dan tidak memiliki chips elektronik yang terendam oli.
Berikut ini dampak buruk jika Anda menggunakan oli ATF.
Dampak Buruk Ganti Oli Transmisi CVT dengan ATF
Memiliki mobil berjenis transmisi otomatis CVT memang perlu upaya khusus dibandingkan transmisi otomatis konvensional. Namun hal tersebut bukan berarti perawatan mobil CVT sulit. Hanya saja, Anda perlu memperhatikan oli mesin saat akan menggantinya.
Simaklah apa saja dampak buruk jika Anda sengaja mengganti oli CVT dengan ATF berikut ini.
1. Usia Transmisi Lebih Pendek
Rata-rata dampak buruk yang terjadi pada mobil tidak langsung terlihat. Efek penggunaan oli ATF pada mobil CVT akan terasa apabila mobil sudah digunakan dengan lama.
Ada beberapa komponen mobil yang terkena dampaknya, seperti penggantian oli lebih cepat, usia pakai plat kopling lebih sebentar dan usia kampas kopling yang berkurang.
2. Mobil Sulit Melaju
Dampak buruk yang akan sangat terasa oleh pengendara adalah ketika melaju di jalanan. Mobil Anda akan terasa sangat berat sehingga sulit saat melaju, padahal Anda sudah berkendara seperti biasanya.
Hal ini dikarenakan perpindahan gigi yang tertahan yang berasal dari gejala slip kopling, dengan demikian Anda pun akan tidak nyaman saat berkendara.
3. Terjadi Overheat
Seperti yang sudah diketahui, bahwa overheat adalah kondisi di mana mesin kendaraan mengalami kenaikan suhu diatas rata-rata. Secara tidak sadar, mesin mobil Anda akan terasa sangat panas sehingga bisa membahayakan internal mesin menjadi melengkung. Terutama silinder yang biasanya menjadi korban utama jika mesin overheat.
Penyebab mesin mobil overheat tidak lain karena daya tahan panas yang berasal dari gesekan transmisi CVT tidak sebaik ATF.
Perawatan CVT Matic yang Benar
Pengguna transmisi otomatis CVT lebih beruntung daripada pengguna transmisi otomatis manual, mengapa? Karena transmisi CVT tidak membutuhkan banyak pelumasan karena memiliki komponen utama yakni puli pemutar dan sabuk baja. Tak hanya itu saja, transmisi CVT memiliki usia komponen yang lebih tinggi daripada transmisi biasa.
Transmisi otomatis konvensional lebih membutuhkan oli dengan spesifikasi yang lebih berat dibandingkan transmisi CVT, sehingga seluruh gigi mesinnya wajib untuk terlumasi.
Inilah mengapa cara kerja antara kedua jenis transmisi otomatis ini berbeda. Tentu perawatan oli nya pun harus berbeda, dengan menyesuaikan spesifikasi dan karakteristik pabrikan tersebut, agar transmisi CVT tetap awet dan tidak mudah rusak.
Hindari Penggunaan Oli ATF pada Transmisi CVT Mulai dari Sekarang!
Sebagai pengguna mobil CVT yang bijak, sebaiknya hindarilah menggunakan oli ATF ke transmisi CVT Anda. Selain berakibat seperti dampak buruk diatas, Anda juga akan mengeluarkan banyak biaya terus menerus untuk melakukan perbaikan pada komponen mobil.
Beli lah oli dengan spesifikasi “Oli CVT” yang merupakan oli standar dari merk mobil Daihatsu Anda. Jangan sampai salah memilih menggunakan oli ATF yang beresiko mengurangi tenaga mesin transmisi CVT.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu mengganti oli transmisi CVT setiap 80.000 km atau 48 bulan sekali agar kondisi mobil selalu dalam keadaan sehat dan tetap awet.
Demikian pembahasan dampak buruk ganti oli transmisi CVT dengan ATF ini kami sampaikan. Kunjungi website Daihatsu untuk mendapatkan tawaran dan produk menarik!