Ini Efek Knalpot Mobil Tanpa Resonator yang Perlu Diperhatikan
Bagi pecinta otomotif roda empat, melakukan modifikasi di bagian tertentu bukan jadi hal baru. Salah satu bagian yang paling populer untuk dimodifikasi adalah bagian knalpot mobil.
Secara garis besar konstruksi knalpot terdiri dari beberapa bagian, yakni header atau downpipe, mid-pipe, muffler, dan exhaust tip. Bagian-bagian tersebut punya fungsi masing-masing, salah satunya resonator yang memanfaatkan aliran gas buang sebagai tenaga. Selain itu, komponen ini juga berperan untuk menjaga kenyamanan di dalam kabin.
Seiring berjalannya waktu, tidak sedikit pemilik kendaraan yang melakukan ubahan knalpot dan menggantinya dengan produk aftermarket untuk beberapa tujuan tertentu. Efeknya, sistem exhaust dimodifikasi menjadi bebas hambatan dan ‘menonaktifkan’ resonator.
Padahal, ada beberapa efek yang bisa timbul jika knalpot tidak dilengkapi dengan resonator. Nah, berikut inilah dampak negatif yang akan muncul jika knalpot mobil tidak memiliki resonator.
Suara Knalpot Lebih Bising
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, resonator berfungsi untuk meredam suara yang dihasilkan knalpot. Jika komponen ini dihilangkan, sudah pasti suara knalpot akan jadi lebih bising, deh. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin jadi preferensi, tapi untuk kenyamanan secara umum, knalpot yang bising bisa jadi polusi suara bagi lingkungan.
Hal tersebut akan diperparah jika akselerasi dan rpm mobil sedang tinggi sehingga membuat suara yang keluar dari knalpot akan semakin meningkat. Efeknya, kenyamanan di dalam kabin akan berkurang dan bisa mengganggu konsentrasi pengendara lain.
Pengaruh Pada Konsumsi BBM
Efek knalpot mobil tanpa resonator merupakan hal yang juga akan dirasa merugikan karena bisa berpengaruh pada konsumsi BBM. Jika knalpot mobil tidak dilengkapi dengan resonator, penggunaan BBM bisa jadi lebih boros. Selain buat gaya, mengganti sistem exhaust kendaraan ditujukan untuk memberikan peningkatan tenaga mesin kendaraan.
Alhasil, saat kendaraan sahabat dalam kondisi yang bertenaga, kebanyakan pengemudi mobil akan terus menginjak pedal gas. Efeknya, konsumsi bahan bakar akan menjadi boros. Pengaruh penggunaan bahan bakar juga menjadi efek serupa yang muncul saat asap mobil berwarna hitam akibat pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
Begitu juga sebaliknya. Jika performa mesin tidak sesuai dengan harapan dan terjadi ‘ngempos’ pada rpm bawah, mau tidak mau sahabat akan mengimbanginya dengan menekan pedal gas lebih dalam untuk meningkatkan rpm mesin. Efeknya sama, bahan bakar kendaraan sahabat akan jadi lebih mudah terkuras.
Performa Mesin Berubah
Salah satu alasan banyak orang yang melepas resonator adalah untuk mendapatkan power yang lebih besar dan suara yang gahar. Namun, hal itu harus diimbangi dengan beberapa ubahan di sektor dapur pacunya.
Jika sahabat masih menggunakan mesin standar pabrikan, tapi sudah menghilangkan fungsi resonator, dikhawatirkan malah akan membuat tenaga mesin melemah serta konsumsi bahan bakar yang lebih boros.
Namun, jika sahabat tetap ingin melakukan beberapa perubahan agar mobil mengalami peningkatan tenaga, sahabat bisa melakukan ubahan dengan mengganti resonator dengan produk aftermarket. Setelah itu baru bisa mengganti muffler dengan jenis racing.
Perlu diingat, jika sahabat ingin mengganti resonator original dengan model custom, pastikan sahabat memilih resonator custom dengan diameter yang tidak terlalu besar dan terbuat dari bahan stainless steel agar lebih awet dan performa mesin juga lebih terjaga.
Nah, itu dia beberapa dampak negatif yang akan timbul jika sahabat melakukan perubahan pada bagian knalpot dan menghilangkan fungsi resonator. Memang, dari segi tampilan, suara, dan performa kendaraan akan mengalami peningkatan.
Namun, hal tersebut bisa jadi tidak sebanding dengan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan. Belum lagi jika kita membahas mengenai aturan uji emisi di DKI Jakarta. Bisa jadi kendaraan tidak lolos uji emisi dan sahabat malah dikenai denda akibat hal tersebut. Gak mau, kan?
Penulis : Rizkita Darajat