Sebagai negara tropis, musim hujan sering terjadi pada bulan Oktober hingga Maret.  Musim ini bahkan sering ditunggu para petani untuk menumbuhkan berbagai macam tanaman. 

Meski demikian, hujan juga tak selalu datang pada musim yang telah ditentukan karena beberapa hal. Lantas, bagaimana proses terjadinya hujan itu?

Siklus Terjadinya Hujan

Anda mungkin sudah tahu bahwa kedudukan air di bumi hampir mencapai 70% dari luas keseluruhan. Jumlah air ini pun tak kunjung berkurang maupun bertambah. 

Namun, siklus perputaran air dari penguapan hingga hujan mengakibatkan wujud air menjadi berubah-ubah seiring dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Kondisi ini pun sering mengakibatkan hujan di suatu wilayah.

Hujan ini pun sering dikenal dengan jatuhnya cairan di permukaan bumi. Namun, cairan ini terkadang memiliki wujud yang berbeda-beda. Cairan yang sering jatuh di wilayah Indonesia bahkan memiliki ukuran yang berbeda-beda. 

Anda mungkin bisa merasakan jatuhnya ukuran air yang kecil hingga besar saat beraktivitas pada musim penghujan.

Mengetahui kondisi tersebut, tak heran jika banyak orang bertanya tentang bagaimana proses terjadinya hujan. Pasalnya, proses tersebut dapat dimulai dari penguapan atau disebut juga evaporasi. 

Terik cahaya matahari pada siang hari dapat menciptakan energi panas yang mempengaruhi berbagai air di muka bumi menguap.

Penguapan tersebut bahkan tak hanya berasal dari air laut. Terdapat beberapa penguapan yang berasal dari tanah, tumbuhan hingga berbagai cairan yang terdapat pada tubuh makhluk hidup. 

Dalam hal ini, semua air yang telah terkenal energi panas dari matahari akan berubah wujud menjadi uap air menuju atmosfer.

Kemudian, air yang telah naik ke atmosfer tersebut akan menggumpal dan menyatu menjadi partikel es akibat udara yang sangat rendah. 

Partikel tersebut selanjutnya akan saling mendekat dan berkumpul untuk membentuk sekumpulan awan. Tentunya, kumpulan awan ini seringkali terjadi pada bagian tertentu dan memiliki sifat yang berbeda.

Jika Anda masih penasaran dengan bagaimana proses terjadinya hujan, proses inilah yang menyebabkan air dapat turun ke bumi. 

Kumpulan awan yang terpengaruh partikel penyebab kondensasi seringkali menghadirkan warna hitam dan tebal. Lalu, awan yang semakin berat tersebut akan jatuh ke permukaan bumi menjadi presipitasi.

Presipitasi inilah yang sering disebut sebagai hujan bagi masyarakat Indonesia. Tak hanya pada tempat tertentu, pengaruh angin juga mengakibatkan perpindahan awan hujan. 

Akibatnya, air yang jatuh ke permukaan bumi dapat tersebar luas di beberapa permukaan bumi. Tentunya, siklus ini akan selalu berulang sehingga air tidak bisa berkurang maupun bertambah.

Mengenal Jenis Hujan Di Permukaan Bumi

Presipisasi yang jatuh ke bumi nyatanya tidak hanya berbentuk air. Uap air yang diturunkan kembali ini bahkan ada yang berbentuk butiran es maupun salju. 

Namun, negara Indonesia yang berada pada garis lintang 0 derajat menyebabkan presipitasi yang jatuh pada wilayah ini berbentuk cairan. Pasalnya, air yang turun ke bumi ini seringkali memiliki diameter < 0,5 mm atau > 7,0 mm.

Hujan es juga bisa terjadi jika terdapat arus udara dengan kandungan uap air yang bergerak vertikal. Hujan ini bahkan berbentuk butiran-butiran es yang keras. 

Begitu pula, Anda juga dapat menemui hujan salju apabila kristal es yang turun berada di bawah 0 derajat celcius yang sering terjadi di daerah lintang tinggi. 

Baca juga: Fatal! Musim Hujan, Jangan Selalu Gunakan Fitur Defogger