Perbedaan Oli Sintetik dan Mineral Pada Mobil, Bagus yang Mana?
Bagi Anda yang sering menggunakan kendaraan mobil, wajib mengetahui perbedaan oli sintetik dan mineral. Mengganti oli mesin mobil sudah menjadi ritual 6 bulan sekali bagi banyak orang. Bagi Anda yang memiliki mobil keluaran terbaru, Anda biasanya akan dianjurkan untuk menggunakan oli sintetik oleh teknisi saat di bengkel.
Akan sangat berbeda jika Anda memakai mobil keluaran lama, biasanya teknisi menyarankan Anda untuk memakai oli mineral. Lantas apa sih sebenarnya oli sintetik dan oli mineral itu? Apa perbedaan oli sintetik dan mineral pada mobil serta kekurangan dan kelebihannya?
Apa itu Oli Sintetik dan Mineral? Apa Bedanya?
Awalnya oli yang dipakai oleh banyak mobil adalah oli mineral. Oli mineral ini adalah oli yang dibuat dari minyak bumi. Tentu saja banyak proses yang dilalui dari minyak bumi hingga menjadi oli mineral yang dipakai oleh mobil.
Seiring berjalannya waktu, teknologi di dunia otomotif pun terus berkembang, sehingga ditemukan oli sintetik dari rekayasa kimia yang dilakukan oleh para periset. Oli sintetik ini dibuat tentu memiliki tujuan. Oli sintetik dibuat untuk menangani kekurangan oli mineral yang mudah teroksidasi dan menguap ketika mesin panas.
Perbedaan lainnya dari oli sintetik dan mineral adalah tingkat viskositasnya. Oli mineral memiliki viskositasnya lebih tinggi dibanding oli sintetik. Oli sintetik cenderung lebih encer dibandingkan oli mineral karena oli sintetik mempunyai molekul yang seragam.
Tentu saja ini menjadi kelebihan dari oli sintetik yang bisa mendistribusikan panas yang dihasilkan mesin secara merata. Hal ini pula yang menyebabkan oli sintetik tidak mudah menguap dan teroksidasi.
Baca Juga : Jangan Keliru, Ini Perbedaan Oli Transmisi dan Oli Gardan
Bagus Mana, Oli Sintetik atau Mineral?
Dari penjelasan sebelumnya, Anda pasti sudah bisa menebak manakah yang lebih bagus, antara oli mineral dan oli sintetik. Oli sintetik tentu lebih bagus dibandingkan oli mineral untuk mobil keluaran terbaru. Dengan oli sintetik, panas yang terjadi di mesin mobil Anda akan didistribusikan secara merata dan cepat lepas.
Selain itu, pemakaian oli sintetik ini juga lebih lama dibandingkan dengan oli mineral karena oli sintetik tidak mudah menguap dan teroksidasi.
Namun, dari sisi harga, oli mineral lebih murah dibandingkan oli sintetik. Apalagi jika mobil Anda keluaran lama, biasanya mobil Anda akan lebih cocok dengan oli mineral yang lebih kental viskositasnya.
Untuk bagus mana memang semuanya kembali kepada Anda pakai mobil apa, apakah keluaran terbaru atau keluaran lama, terutama mobil di bawah tahun 2000.
Baca Juga : 6 Rekomendasi Merk Oli Mobil yang Bagus untuk Perjalanan Jauh
Memahami Kode Oli
Untuk membedakan oli sintetik dan oli mineral, Anda bisa melihat dari kode olinya. Untuk oli sintetik, biasanya Anda akan menemui kode SAE 0W-30, 5W-30, 10W-30, 10W-40. Untuk oli mineral, biasanya Anda akan menemui kode SAE 15W-40, 20W-40, 20W-50. Apa maksud kode tersebut?
Kode W tersebut bermakna winter. Maksudnya angka sebelum W adalah angka kekentalan dari oli tersebut. Semakin rendah angka tersebut, maka semakin kecil viskositasnya. Sedangkan angka setelah tanda dash (-), menunjukkan nilai viskositasnya di saat kondisi paling panas yang terjadi pada mesin.
Untuk itu, Anda bisa melihat dari kode oli yang dicantumkan pada oli sintetik dan mineral, angka pada oli sintetik lebih kecil dibandingkan oli mineral. Hal ini karena oli sintetik memiliki viskositas yang lebih rendah.
Itulah beberapa perbedaan oli sintetik dan mineral serta kelebihan dan kekurangannya. Jika Anda ragu oli mana yang sesuai dengan mobil Anda, Anda bisa menanyakannya pada teknisi di bengkel resmi Daihatsu. Di sana Anda akan menemukan jawaban yang memuaskan dari teknisi yang profesional.