Hal-Hal Penting tentang RPM yang Harus Diketahui Pengendara Pemula
RPM adalah singkatan dari Revolutions Per Minute dalam bahasa Inggris yang menyatakan satuan kecepatan perputaran mesin, diukur dalam menit. Istilah ini umumnya terlihat pada tachometer kendaraan, yang menjadi bagian penting dari panel instrumen.
Penting bagi pengemudi untuk memperhatikan RPM saat mengemudi, karena dapat mempengaruhi efisiensi bahan bakar dan kesehatan mesin. Ketidakcermatan dalam memantau RPM dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar dan bahkan kerusakan pada mesin.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang fungsi dan peran RPM dalam kendaraan sangatlah krusial. Untuk informasi lebih lanjut mengenai revolutions per minute, mari simak penjelasan berikut.
Beda Rotasi dan Revolusi
Mungkin sebagian dari kita pernah mengira bahwa RPM adalah kependekan dari rotation per menit, bukan revolutions per menit. Istilah ini memang seringkali disalahartikan.
Rotasi dan revolusi, meskipun keduanya menggambarkan gerakan melingkar, memiliki perbedaan yang mendasar. Revolusi mengelilingi pusat yang berada di luar benda tersebut, sedangkan rotasi memutari poros yang berada di dalam benda tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa istilah-istilah ini digunakan untuk menyebut satuan dalam kinerja berbagai bagian kendaraan.
Misalnya, jika revolutions per menit digunakan untuk mengukur perputaran mesin mobil, rotations per menit digunakan untuk mengukur perputaran kipas radiator dan roda suatu kendaraan.
Memahami RPM
Tidak apa salah mengartikan RPM dengan rotasi bukan revolusi. Namun, yang pasti, jangan salah dalam memahami satuan hitung ini ya.
Yang harus Sahabat tahu, untuk kendaraan bermesin, baik roda dua maupun roda empat, 1 RPM pasti bermakna 1 siklus perputaran crankshaft atau engkol. Biasanya, di mesin tachometer sih akan dikalikan dengan angka 1000 sebagai ketentuan hitungnya.
Misal, sebuah kendaraan kesayangan Sahabat bisa berevolusi hingga 4000 RPM. Nah, konversi hitung dengan waktu detik, berarti kendaraan tersebut sudah berputar hingga 66,67 kali.
Memperhatikan Perputaran Mesin ketika Pindah Gigi
Tidak hanya untuk diketahui si pengendara tentang seberapa cepat perputaran mesin kendaraannya begitu saja, RPM ini harus diperhatikan ketika pindah gigi loh. Perhitungan tidak sembarangan karena jika salah akan membuat mesin kendaraan cepat rusak loh.
Memang bisa melakukan perpindahan gigi ketika perputaran mesin rendah. Namun, lebih baik Sahabat memindah gigi sesuai dengan rujukan pabrik kendaraan karena memang sudah didesain demikian. Nah, hal ini nanti berkaitan dengan torsi maksimum.
Yang harus Sahabat ketahui juga, setiap mesin kendaraan memiliki beberapa gigi persneling dengan ukuran berbeda. Masing-masingnya memiliki keefektifan untuk digunakan kecepatan yang terbatas. Daya putar yang terjadi memerlukan kecepatan yang berbeda tergantung ukuran gigi persneling.
Memahami Torsi Maksimum Kendaraan
Pada mesin tachometer Sahabat bisa memahami berapa tinggi RPM yang bekerja pada mesin. Ini nanti berhubungan dengan seberapa dalam Sahabat menginjak pedal gas. Semakin dalam pedal gas diinjak, semakin tinggi perputaran mesin yang terjadi, sehingga suara raungan mesin semakin terdengar jelas.
Perputaran mesin juga akan berhubungan dengan torsi maksimum yang suatu kendaraan batasi untuk dicapai supaya mesin tetap aman. Untuk mengetahui torsi maksimum kendaraan, Sahabat bisa melihatnya di buku manual. Di buku manual akan tercatat cc kendaraan juga.
Torsi akan dinyatakan dalam satuan feet/lbs, feet-pounds, atau newton meter (NM). Misal, suatu kendaraan memiliki torsi 120NM/4.200. Cara memahaminya adalah torsi maksimum kendaraan tersebut 120 newton meter dan bisa dicapai dengan 4.200 RPM.
Kaitan Perputaran Mesin dan Efisiensi BBM
Di atas sudah dijelaskan bahwa ketika memindah gigi, Sahabat harus memperhatikan RPM pada tachometer dan memahami berapa torsi maksimum kendaraan. Hal tersebut nantinya juga berkaitan dengan efisiensi bahan bakar loh.
Supaya BBM lebih irit dalam pemakaiannya, mesin tidak boleh dipaksa sehingga overwork. Memperhatikan RMP ketika memindah gigi dan mengetahui torsi maksimum kendaraan adalah tindakan bijak sehingga Sahabat bisa menghemat bahan bakar.
Perpindahan gigi sesuai torsi maksimum ini sangat penting. Hal tersebut akan membuat mesin bekerja lebih santai sehingga ideal untuk mengganti gigi ya. Kendaraan juga akan lebih halus suaranya karena tidak dipaksa meraung untuk bekerja begitu keras.
Mobil dengan Transmisi Manual dan Otomatis
Mobil manual dan otomatis tentu saja memiliki perbedaan yang jelas. Untuk mobil dengan transmisi manual, gigi akan diatur secara manual sehingga Sahabat harus benar-benar paham kapan mengatur tongkat persneling untuk disesuaikan dengan RPM.
Misal ketika berada di gigi 2, kecepatan kendaraan adalah 40 km/jam dan diperlukan perputaran mesin sebesar 3.000, sedangkan ketika berada di gigi 3 tetap berada di kecepatan yang sama, tetapi perputaran mesin hanya sebesar 2.000. Maka, berada di gigi 2 untuk kecepatan 40 km/jam akan membuat bahan bakar lebih banyak terbuang.
Berbeda lagi dengan mobil yang menggunakan transmisi otomatis. Mesin kendaraan akan mengatur sendiri gigi yang diperlukan. Akan tetapi, RPM tetap menjadi patokan mesin untuk mengatur perpindahan gigi.
Menjaga Kesehatan Kanvas Kopling
Selain berkaitan dengan efisiensi bahan bakar, memperhatikan RPM ketika memindah gigi juga bisa merawat kesehatan kanvas kopling loh, Sahabat. Ketika Sahabat asal-asal memindah gigi tanpa memperhatikan angka perputaran mesin, bisa-bisa kanvas kopling menjadi cepat rusak.
Kanvas kopling ini merupakan salah satu komponen kendaraan yang begitu penting. Sebab, ia menghubungkan mesin dan roda yang menopang total berat pada kendaraan. Jangan sampai bagian ini rusak loh, Sahabat, karena biaya perbaikannya akan sangat mahal.
Nilai Perputaran Mesin yang Ideal
Jika nilai perputaran mesin terlalu rendah akan membuat berkurangnya tekanan oli dari pompanya. Hal tersebut bisa membuat mesin kendaraan yang lain cepat aus. Namun, jika nilai RPM terlalu tinggi akan membuat bahan bakar terbuang percuma. Nah, sebenarnya berapa nilai ideal untuk perputaran mesin?
Nilai RPM yang ideal dalam sebuah kendaraan tidak bisa ditentukan sembarangan. Hal ini dikarenakan nilai idealnya berkaitan dengan spesifikasi mesin kendaraan yang memang sudah ditentukan secara akurat oleh pabriknya.
Secara umum, mesin kendaraan biasa, bukan yang memiliki cc tinggi seperti kendaraan untuk pembalap, akan memiliki RP ideal sebesar 2.000 hingga 3.000. Nilai tersebut direkomendasikan supaya mesin kendaraan lainnya tidak lekas rusak dan bahan bakar digunakan secara maksimal.
RPM itu berapa?
RPM, merupakan singkatan dari revolusi per menit, mengindikasikan banyaknya putaran yang terjadi dalam satu menit atau banyaknya putaran per 60 detik. Secara matematis, rpm dapat dihitung sebagai rasio antara banyaknya putaran (f) dan waktu (t), dengan rumus rpm = f/60. Sebaliknya, f dapat dihitung sebagai perkalian rpm dengan 60, yaitu f = 60 rpm. Dengan penjelasan ini, dapat dipahami bahwa rpm memang identik dengan revolusi per menit atau banyaknya putaran per menit.
Apa yang terjadi jika RPM tinggi?
Memaksakan mesin mobil untuk bekerja pada RPM yang tinggi juga akan menyebabkan kendaraan lebih boros bahan bakar. Hal ini disebabkan oleh bukaan gas yang lebih lebar, yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan.
Berapa ideal RPM mobil?
Pada keadaan normal, jarum RPM biasanya menunjukkan putaran sekitar 800-900. Namun, ketika mobil sedang berhenti atau berjalan secara perlahan, jarum tersebut akan menunjukkan putaran sekitar 600-700.
Itulah beberapa hal yang bisa Sahabat ketahui mengenai RPM. Sangat pentingnya satuan perputaran mesin kendaraan tersebut sehingga akan berdampak pada efisiensi bahan bakar dan mengganggu kesehatan mesin lain pada kendaraan ketika tidak diperhatikan dengan baik.
Setelah mengetahui fakta-fakta mengenai nilai perputaran mesin di atas, tentu saja akan membuat Sahabat lebih berhati-hati dalam berkendara, bukan? Namun, jangan lupa ya untuk rutin memeriksakan kendaraan ke bengkel supaya mesin tetap terjaga performanya dan tidak terjadi hal-hal tak diinginkan saat di jalan.
Penulis: Nisa Maulan Shofa