Mengulik 5 Sistem Pengapian Mobil Beserta Fungsi Komponen Pentingnya
Agar mobil dapat menyala, maka mesin dibuat dengan menyertakan ruang pengapian. Tujuannya agar terjadinya pembakaran yang akan menghasilkan tenaga pergerakan. Mungkin sebagian dari anda bertanya tanya mengenai, bagaimana sistem pengapian mobil? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut, mari simak ulasan berikut ini.
1. Sistem Pengapian Konvensional
Sebagai informasi, sistem ini merupakan kali pertama sistem yang pertama kali dirancang dalam mobil. Sistem ini masih mengandalkan mekanikal platina dan distributor untuk menyalurkan percikan api.
Tujuan dari penyaluran api ini adalah untuk membuat proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar, sehingga mobil bisa menyala ketika dihidupkan.
Model perapian ini merupakan dasar sistem pengapian pada jenis CDI dan DLI. Mekatronika sebagai prinsip dasar memiliki fungsi sebagai pembangkit percikan api pada komponen busi mobil.
Sebelumnya, mekatronika memanfaatkan energi listrik yang bertegangan tinggi untuk membuat proses induksi pada coil. Dalam coil inilah terdapat aliran arus listrik dalam busi.
Cara kerja pengapian ini banyak digunakan pada mobil mobil produksi lawas dengan sistem mesin sederhana. Pada saat kontak berada di posisi ON, maka tegangan aliran listrik dari baterai atau ACCU akan mengalir ke dalam coil. Ketika mobil distarter, maka anda akan mendengar suara mesin hasil sistem pengapian mobil.
Adapun beberapa komponen yang berperan penting dalam proses pengapian, antara lain battery, accu, ignition coil, distributor, dan busi.
Kinerja sistem pengapian akan optimal apabila beberapa komponen tersebut selalu dirawat dengan maksimal. Pemakaian bahan bakar yang salah perlu dihindari agar tidak merusak komponen dalam sistem pengapian.
2. Sistem Pengapian Transistor
Jika dilihat dari prinsipnya, sistem ini sebenarnya hampir sama dengan pengapian konvensional. Perbedaan hanya terletak pada unsur platina yang sudah tak lagi digunakan.
Sebagai gantinya, pengapian ini menggunakan sebuah transistor yang bertugas untuk menggantikan peran platina. Biasanya, sistem pengapian transistor sering disebut dengan pengapian elektronik.
Sesuai dengan namanya, sistem pengapian transistor menggunakan komponen yang bernama transistor yang dipergunakan sebagai saklar elektronik.
Keberadaan saklar ini bertujuan untuk memotong arus primer serta menggantikannya dengan induksi elektromagnetik. Tahun 1955 menjadi awal mula penggunaan sistem pengapian ini.
Pada tahun tersebut, model pengapian ini hanya digunakan pada mobil mobil tertentu. Khususnya tipe mobil yang masih menggunakan komponen mekanikal dalam sistem pengapian mobil konvensional.
Saat ini sistem mobil tersebut bisa dikatakan sulit ditemui. Sistem yang terbilang sederhana dan tradisional ini telah digantikan dengan yang lebih modern.
Baca Juga: Mengulas Sistem Pengapian Mobil dan Cara Melakukannya
3. Sistem Pengapian Semi Transistor
Perlu anda ketahui, sistem pengapian semi transistor masih menjadi bagian dari jenis sistem pengapian transistor. Bedanya, sistem ini menggunakan kontak platina yang hampir sama dengan model sistem pengapian konvensional. Meski penggunaan platinum ini bertolak belakang dengan sistem transistor, namun prinsipnya masih tetap sama persis.
Jika pada arus primer koil platina berfungsi sebagai pemutus. Dalam semi transistor platina tidak digunakan dalam hal demikian. Dalam sistem ini, platina dipergunakan sebagai pemutus arus yang menuju kaki basis pada transistor saja.
Dengan demikian, arus listrik yang dialirkan akan terkendali dengan sempurna. Hal inilah yang menjadi pembeda platina semi transistor dengan konvensional.
4. Skema Pengapian CDI mobil
Sebenarnya, tipe sistem ini juga masih satu kategori dengan sistem transistor. Yang menjadi pembeda, fully transistor tak lagi menggunakan platina maupun pengapian elektrik.
Sistem ini lebih condong menggunakan igniter untuk memutus arus pada kaki basis. Pada fully transistor, bisa didapatkan skema pengapian cdi mobil yang memang ada di fully transistor.
Baik sistem pengapian semi transistor maupun fully transistor, semuanya memiliki perbedaan cara kerja yang mencolok. Perbedaan yang besar terletak pada cara kerja yang sama sama dinamis.
Uniknya, sistem pengapian fully transistor masih bisa ditemui pada mobil generasi terbaru. Hal ini kian menjadi bukti bahwa sistem tersebut masih efektif.
5. Distributor Less Ignition
Sesuai dengan namanya, sistem pengapian ini merupakan sebuah sistem yang tidak lagi menggunakan distributor. Sebagai gantinya, sistem ini menggunakan komputer untuk mengontrol sistem pengapian atau bisa disebut dengan EFI. Untuk mengontrol sistem pengapian, sistem ini menggunakan ECU (Electronic Control Unit).
Beberapa komponen yang terlibat dalam sistem pengapian ini mulai dari, Coil Pack, CKP, CMP, ICM, ECM, Dual Pack, hingga Single Pack. Satu lagi komponen yang paling penting adalah komputer yang mengontrol sistem pengapian.
Sayangnya, jika salah satu komponen tersebut rusak, maka sistem pengapian juga tidak maksimal karena skema pengapian cdi mobil tidak optimal.
Sistem pengapian merupakan pemegang kendali atas mesin secara menyeluruh. Dalam artian, sistem inilah yang dapat membuat mobil bisa dihidupkan. Setelah memahami penjelasan terkait sistem pengapian pada mobil dalam ulasan tersebut, kini anda bisa mengetahui asal muasal mobil dapat dikemudikan.
Baca Juga: Mengulik Cara Kerja Sistem Bahan Bakar EFI yang Wajib Anda Ketahui!