Penyebab Sistem Kelistrikan Mobil Tidak Stabil
Kelistrikan mobil tidak stabil merupakan salah satu gangguan sistem arus listrik yang memicu malfungsi komponen elektronik pada mobil. Tanda-tanda gangguan ini cukup mudah dikenali, seperti intensitas cahaya dan lampu tidak konstan atau berkedip sampi mesin sulit untuk dinyalakan.
Hal itu bisa terjadi karena sumber listrik yang berasal dari aki terganggu. Artinya kemampuan internal pada aki yang bertugas mengontrol energi listrik ke partisi mobil sudah tidak optimal.
Ketika mengalami hal tersebut, berikut tiga bagian yang perlu dicek. Kemungkinan penyebabnya bisa berasal dari tiga hal ini.
1. Aki mobil yang lemah
Fungsi aki adalah menyimpan dan mengalirkan arus listrik sesuai dengan kebutuhan komponen mobil. Saat kondisi aki mulai lemah atau tidak stabil, maka tegangan yang dibutuhkan jadi tidak ideal, alhasil terjadi gangguan fungsi pada komponen yang butuh aliran listrik saat bekerja.
Biasanya aki mobil memiliki batas usia pemakaian sekitar dua tahun, tergantung intensitas mobil dan juga tipenya. Jika Sahabat merasa kalau akinya mulai lemah, lebih baik ganti dengan yang baru. Selain itu cermati juga bagian klem positif-negatifnya. Siapa tahu posisinya kendor sehingga memicu kelistrikan mobil tidak stabil.
Untuk gejala mesin mobil yang susah dinyalakan, memang butuh tegangan listrik yang cukup besar . Tak heran gejala ini terjadi saat kelistrikan mobil mulai tidak stabil.
2. Rusaknya alternator
Penyebab lain kelistrikan mobil tidak stabil adalah alternator yang rusak. Fungsi alternator sebenarnya adalah sebagai penghasil energi listrik.
Jika fungsinya rusak, kondisi ini menyebabkan penggunaan daya menjadi lebih besar dari pemakaian yang dibutuhkan. Dampaknya dapat memicu aki cepat habis alias tekor.
Ciri-ciri alternator yang sudah rusak bisa dilihat dari lampu indikator aki yang menyala. Lampu yang pada umumnya terletak di dashboard mobil itu menandakan kalau ada yang nggak beres pada dinamo ampere. Kalau lampu ini menyala dan tidak ada masalah pada aki, berarti kerusakan terjadi di alternator.
Kemudian munculnya bau hangus. Hal itu bisa jadi akibat gesekan karena belt yang tidak terpasang dengan baik. Kalau bau hangus tercium dari alternator, segera bawa mobil ke bengkel terdekat.
Tanda lain alternator rusak adalah terdengar bunyi dencitan dari ruang mesin yang menandakan kalau posisi pulley tidak sejajar dan membuat belt alternator jadi melintir.
3. Periksa kabel penghubungnya
Arus listrik yang tidak stabil bisa disebabkan oleh kabel yang kurang kencang atau bahkan sudah tidak berfungsi dengan baik. Hal itu bisa memicu arus listrik tidak mengalir optimal.
Perhatikan kabel-kabel yang menghubungkan aki dengan partisi lain. Seperti kita tahu, kondisi kabel juga memiliki batas usia pemakaian, sehingga kalau sudah rusak atau kelihatan usang, lebih baik ganti dengan yang baru.
4. Voltage regulator
Komponen satu ini terbilang cukup berbahaya jika terjadi kerusakan. Fungsi dari alat ini adalah menjaga tegangan dan kestabilan listrik. Kalau fungsinya sudah rusak, maka risikonya bisa memicu kebakaran lantaran tak ada penahan arus listrik yang mengalir.
Bahkan perangkat atau aksesoris mobil yang menggunakan listrik bisa mengalami kelebihan arus, meleleh bahkan meledak. Gejala permasalahan ini sebetulnya cukup mudah dikenali, yaitu lampu mobil cepat putus.
Lebih lanjut, suplai arus listrik yang naik-turun sebaiknya lekas diperbaiki agar tidak merusak komponen mobil yang lain. Cara paling mudah memperbaikinya adalah membenahi partisi yang rusak dan memasang voltage regulator.
Namun perlu diingat, untuk penggantian semua partisi kelistrikan mobil harus disesuaikan dengan jenis mobil. Sebab setiap mobil punya karakter kelistrikan yang berbeda.
Penulis: Dinno Baskoro