Sebagaimana namanya, Kerajaan Sunda merupakan sebuah kerajaan yang didirikan di paparan sunda atau pasundan. Kerajaan ini bahkan sempat berada pada masa kejayaan dengan menguasai bagian selatan Pulau Sumatera. Lantas, bagaimana kisah sejarah Kerajaan Sunda? Berikut beberapa ulasan yang harus anda ketahui.

Awal Mula Berdirinya Kerajaan Sunda

Prasasti peninggalan kerajaan ini menghadirkan adanya kisah berbahasa melayu kuno yang menceritakan tentang sejarah berdirinya kerajaan ini. 

Pasalnya, Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang bercorak hindu dan didirikan pada tahun 669 masehi. Kerajaan ini adalah lanjutan dari Kerajaan Tarumanegara sebagai kerajaan hindu tertua beraliran wisnu di Nusantara.

Berdirinya kerajaan ini dimulai ketika Raja Sri Maharaja Linggamarwan menyerahkan tahta kerajaan kepada menantunya yang bernama Tarusbawa. 

Namun, penyerahan tahta ini berakhir dengan murka penguasa Galuh karena tidak terima. Penguasa Galuh tersebut bahkan memberontak dan mendirikan kerajaan mandiri pada tahun 612 masehi.

Mendapati kondisi tersebut, Tarusbawa akhirnya ingin memindahkan wilayah kekuasaan di Sunda, yaitu bagian hulu sungai Cipakancilan dengan kondisi Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. 

Wilayah tersebut pada saat ini bahkan menjadi Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat. Pada masa itu Tarusbawa bahkan resmi sebagai pendiri Kerajaan Sunda sekaligus raja pertama yang memerintah.

Sejarah Kerajaan Sunda menghadirkan agama Hindu sebagai pemegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan tersebut bahkan banyak melahirkan peninggalan berupa prasasti, karya tulis dan arca yang mendukung kegiatan peribadatan. 

Kerajaan ini bahkan terus menyiarkan agama hindu dengan mengunjungi berbagai tempat suci agama hindu di Pulau jawa dan Bali.

Wilayah ini bahkan memiliki cakupan wilayah Jawa Barat secara keseluruhan. Selain itu, Kerajaan Sunda juga sempat memperluas wilayah hingga ke Lampung melalui pernikahan yang dilangsungkan antara kedua belah pihak kerajaan ini. Kerajaan ini bahkan mampu menghadirkan pemerintahan yang makmur dan sejahtera.

Persekutuan Kerajaan Sunda dan Galuh

Setelah terpisah karena pemberontakan, Kerajaan Sunda dan Galuh akhirnya dapat disatukan kembali ketika Kerajaan Sunda membantu perebutan kekuasaan di Kerajaan Galuh. 

Dalam hal ini, Sena atau Sanjaya sebagai cucu raja kerajaan Galuh telah dikudeta oleh Purbasora, putra bungsu raja Galuh kedua. Mendapati kondisi tersebut, Sena akhirnya meminta bantuan kepada Tarusbawa untuk melakukan penyerangan.

Berkat bantuan Tarusbawa dalam melakukan penyerangan, Sanjaya akhirnya berhasil mendapatkan Kerajaan Galuh Kembali. Kemudian, sejarah Kerajaan Sunda membuktikan bahwa Sanjaya berhasil menyatukan Kerajaan Sunda-Galuh pada tahun 723 ketika Tarusbawa meninggal dunia. Namun, Sanjaya akhirnya harus menyerahkan kekuasaan kepada anaknya, Rakeyan Panaraban.

Sayangnya, kerajaan ini kembali terpecah karena Rakeyan Panaraban membagi kekuasaan untuk kedua putranya pada tahun 739. Meski demikian, kerajaan ini dapat hidup makmur selama berabad-abad. 

Hingga tahun 1482, Sunda-Galuh akhirnya dapat bersatu kembali karena pernikahan yang dilakukan oleh Jayadewata dari Galuh dan Ambetkasih dari Sunda.

Jayadewata sebagai raja yang mampu membawa kerajaan ini pada masa kejayaan berhasil menyandang gelar Sri Baduga Maharaja (1482-1521). 

Sri Baduga bahkan berhasil memberikan pembangunan fisik untuk memudahkan kehidupan masyarakat dan negara. Pada masa ini Kerajaan Sunda bahkan juga dikenal dengan nama Kerajaan Pajajaran.

Sayangnya, kemakmuran yang didapatkan oleh kerajaan ini tidak bisa berlangsung lama. Sejarah Kerajaan Sunda menunjukkan adanya serangan Kesultanan Banten. Serangan tersebut dilakukan lantaran kerajaan ini tidak mau memeluk agama Islam. Kerajaan Banten yang menyerang Kerajaan Sunda bahkan masih memiliki hubungan darah yang dekat.

Peninggalan Kerajaan Sunda

1. Prasasti Kawali

Prasasti Kawali menunjukkan adanya peralihan ibukota Kerajaan Sunda Galuh ke Kawali, Ciamis. Prasasti ini berbentuk batu yang menunjukkan suatu lokasi yang berada di tengah segitiga Saunggalah, Galuh dan Galunggung. Prasasti ini bahkan banyak menceritakan tentang 5 orang raja yang memerintahkan kerajaan ini.

2. Prasasti Sunda Kelapa

Prasasti Sunda kelapa berbentuk seperti pilar batu. Pasalnya prasasti ini digunakan untuk memperingati perjanjian Sunda-Portugis ketika mendapatkan serangan dari Kerajaan islam di Jawa. 

Prasasti ini bahkan memiliki tulisan atau cerita yang dihadirkan dengan aksara kawi dan menggunakan bahasa melayu kuno.

3. Prasasti Sanghyang Tapak

Sebagaimana jenis prasasti yang lain, Sanghyang Tapak juga dihadirkan dengan 4 buah batu. Prasasti ini diletakkan di tepi Sungai Cicatih dengan 40 baris tulisan. 

Prasasti Sanghyang Tapak menunjukkan sejarah Kerajaan Sunda yang dihadirkan dengan dengan bahasa Kawi yang ditulis pada tahun 1030 M.

4. Prasasti Batu Tulis

Batu tulis bahkan termasuk salah satu prasasti yang sangat terkenal. Lazimnya prasasti yang ditemukan di Bogor ini menceritakan tentang masa kejayaan Kerajaan Sunda ketika dipimpin oleh Sri Baduga. Prasasti ini juga menceritakan kisah kerajaan yang tentram dengan beberapa bangunan infrastruktur yang dihadirkan.

Itulah beberapa ulasan terkait Kerajaan Sunda yang terletak di Jawa Barat. Kerajaan ini pada dasarnya merupakan bawahan dari Kerajaan Tarumanegara yang mengalami perpecahan. Begitu pula, kerajaan ini sempat bersatu-berpisah dan bersatu kembali hingga akhirnya mengalami kemunduran akibat serangan dari Kerajaan Banten.