5 Pahlawan Nasional Wanita untuk Diteladani Perempuan Indonesia
Indonesia adalah negara yang ada dengan perjuangan para pahlawannya dalam mengusir penjajah. Tidak hanya lelaki, banyak pula pahlawan nasional wanita yang sangat berjasa dalam memerdekakan bangsa ini.
Pahlawan-pahlawan tersebut memberikan kontribusi besar dalam mengusir penjajah sekaligus memberikan semangat kepada para rakyat untuk tetap bertahan. Karena jasa mereka tersebut, Indonesia mendedikasikan satu hari khusus untuk mengenang mereka, yaitu 10 November menjadi Hari Pahlawan.
Siapa saja sih pahlawan nasional wanita yang telah berjasa dalam berjuang ketika masa penjajahan? Sahabat bisa menyimak 5 pahlawan nasional wanita berikut untuk dipelajari kegigihan, keberanian, dan kecerdasannya dan diterapkan dalam hidup.
RA Kartini
Siapa yang tidak tahu buku Habis Gelap, Terbitlah Terang? Berisi kumpulan surat-surat yang RA Kartini tulis untuk sahabat-sahabatnya di Belanda. Tidak hanya sekadar surat saling berkabar biasa, di surat-surat tersebut, RA Kartini juga belajar bagaimana perempuan seharusnya bertindak, tidak hanya tentang patuh pada lelaki, tetapi juga harus mandiri.
Dikarenakan kegigihan RA Kartini dalam berpendirian bahwa perempuan harus bisa mempertahankan keinginannya serta mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki, beliau dijuluki sebagai ikon emansipasi perempuan di Indonesia.
Untuk menghormati segala jasa RA Kartini, setiap tanggal 21 April, tanggal kelahiran pahlawan nasional wanita ini, diperingati Hari Kartini. Peringatan ini sekaligus menorehkan sejarah di Indonesia yang menjadi negara yang mencoba untuk mengikis diskriminasi perempuan.
Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien adalah pahlawan nasional wanita yang berasal dari Aceh yang menjadi ikon perempuan tangguh dan gigih yang selalu berjuang hingga titik darah penghabisan untuk melawan Belanda.
Beliau bahwa tanpa gentar mengikuti pertempuran untuk menyerang. Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar yang juga pahlawan nasional yang tewas di tahun 1899 dan meninggalkan Cut Nyak Dhien sendiri. Beliau tetap gigih berjuang sendiri di Meulaboh dengan pasukan yang minim anggota dan senjata.
Cut Nyak Meutia
Satu lagi pahlawan nasional wanita yang berasal dari Aceh, Cut Nyak Meutia. Bersama Teuku Muhammad, suaminya, Cut Nyak Meutia menjadi pahlawan yang gigih dalam pertempuran melawan Belanda.
Usai suaminya ditangkap Belanda dan dihukum mati pada 1905, Cut Nyak Meutia menikah dengan Pang Nanggroe. Sayangnya, Pang Nanggroe gugur pada 1910 ketika berperang melawan Korps Marechaussee.
Saat itu, Cut Nyak Meutia berhasil lolos dan terus melakukan perlawanan pada penjajah. Akan tetapi, 28 hari usai suaminya tewas, Cut Nyak Meutia gugur pada 24 Oktober.
Martha Christina Tiahahu
Pahlawan nasional wanita yang sangat tangguh ini lahir pada 4 Januari 1800. Martha Christina Tiahahu sudah menjadi perempuan yang begitu tangguh sejak belia. Ia bahkan berani melawan penjajah sejak usianya 17 tahun.
Martha Christina Tiahahu berjuang sendiri setelah sang ayah dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. Namun, kesehatan fisik beliau turun hingga kemudian tertangkap oleh penjajah dan dibawa ke Pulau Jawa bersama 39 tawanan lain untuk dijadikan pekerja paksa.
Melakukan perlawanan dengan caranya sendiri, ketika di kapal menuju Pulau Jawa tersebut, Martha Christina Tiahahu menolak untuk diobati. Dan di tahun 1818 bulan Januari, beliau mengembuskan napas terakhir.
Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang yang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi masih keturunan Sunan Kalijaga. Beliau adalah putri Pangeran Natapraja. Bersama keluarganya tersebut, Nyi Ageng Serang berjuang melawan penjajah.
Di tengah perlawanan, keluarga Nyi Ageng Serang gugur dan hanya menyisakan dirinya. Beliau tetap berjuang bahkan berhasil menyusun strategi perang dan menjadi penasihat Pangeran Diponegoro. Nyi Ageng Serang tewas pada usia 76 tahun karena penyakit malaria.
Itulah pahlawan nasional wanita yang semangatnya sangat tinggi dan patut untuk dijadikan kiblat dalam berjuang. Memang sekarang tidak ada lagi penjajah, tetapi semangat dalam menjadikan Indonesia tetap harus berkibar di kancah dunia tentu saja bisa meniru sifat mereka.
Penulis: Nisa Maulan Shofa