Arti Parenting Anak, Prinsip, dan Materinya
Parenting anak adalah pola asuh terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa lainnya yang memiliki tujuan utama, antara lain: menyiapkan anak menjadi anak yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain, menjamin kesehatan anak dan keamanannya, dan mewariskan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga pada anak.
Dengan berlandaskan arti parenting anak di atas, maka timbullah beberapa prinsip parenting anak dan materi-materi yang mendukung terwujudnya tujuan dari parenting anak tersebut.
Prinsip
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam parenting anak. Berikut ini adalah ulasannya.
1. Jadilah Teladan
Seringkali orang tua meminta anaknya untuk menjadi anak yang baik, namun orang tuanya tidak mencontohkan. Hal yang sering terjadi di kalangan orang tua adalah sang bapak merokok, namun melarang anaknya merokok.
Anak tidak akan bisa tidak merokok, karena anak melihat orang tuanya keren dengan merokok. Jika Sahabat menjadi orang tua, maka cara agar anak Sahabat tidak merokok adalah dengan Sahabat tidak merokok.
Anak akan melihat apa yang dilakukan orang tuanya itu sesuatu yang keren dan patut dibanggakan. Untuk itu, keteladanan adalah salah satu cara mengajarkan anak tentang kebaikan yang Sahabat inginkan untuk anak.
Jika Sahabat ingin anak rajin membaca, maka Sahabat harus sering terlihat membaca oleh anak.
2. Jangan Dimanja
Kasih sayang bukan berarti memanjakan. Kadang orang tua tidak bisa membedakan mana kasih sayang mana memanjakan. Misal dalam urusan pekerjaan rumah semisal mencuci piring bekas makan sendiri.
Jika anak tidak dibiasakan mencuci piring sendiri, maka hingga dia tumbuh besar pun tidak akan mau mencuci piring. Ini akan merepotkan Sahabat di kemudian hari.
3. Biarkan Mereka Mandiri
Secara fitrah, anak kecil suka mencoba hal baru dan ingin bisa mandiri mengerjakan banyak hal. Hanya saja terkadang orang tuanya lah yang membuatnya jadi tidak mandiri.
Beberapa kasus yang anak kecil ingin mandiri adalah anak kecil umur 1 tahun biasanya ingin makan sendiri, memegang makanan sendiri. Hanya saja karena memang masih kecil dan motoriknya masih dalam masa pembelajaran, tentu saja makanan yang dipegang berantakan ke mana-mana. Kadang orang tua tidak sabar dengan makanan yang berantakan dan memilih untuk menyuapinya.
Boleh Sahabat menyuapi, namun diselingi dengan membiarkan mereka makan sendiri meski berantakan. Begitu juga dengan kegiatan lainnya, seperti cuci piring, cuci baju, jemur baju, dan pekerjaan rumah lainnya.
4. Apresiasi Perbuatannya
Salah satu prinsip parenting yang penting adalah memberikan apresiasi ketika anak melakukan pencapaian. Tujuannya tentu agar anak semakin semangat menyelesaikan tantangan yang Sahabat buat.
5. Buat Aturan (Do and Don’t)
Hampir di segala lini organisasi pasti ada aturan. Begitu juga saat mendidik anak, Sahabat harus membuat aturan mana yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan.
Jika Sahabat pernah mengikuti diklat OSIS saat SMA dulu, Sahabat akan mengenal istilah Do and Don’t. Sahabat juga bisa memberikan poin positif tiap Do dan poin negatif tiap Don’t. Setiap mencapai poin tertentu bisa ditukarkan dengan hadiah.
6. Luangkan Waktu
Seperti halnya bercocok tanam, parenting anak juga perlu perhatian dan waktu. Sahabat harus menyediakan waktu khusus untuk anak. Memang tidak mudah apalagi Sahabat sudah lelah bekerja. Namun, Sahabat tidak akan mengetahui progress anak, sampai Sahabat menyediakan waktu khusus untuknya untuk mengajarkan banyak hal dan melihat perkembangannya sampai mana.
Materi
Dengan prinsip-prinsip yang sudah disebutkan tadi, Sahabat bisa menerapkan parenting anak dengan menggunakan materi parenting berikut ini.
1. Mengenal Diri dan Alam Semesta
Untuk anak yang sudah bisa diajak bicara, Sahabat bisa mengajarkan pada anak tentang siapa dirinya, dari mana dia berasal, dan juga mengenal alam semesta, termasuk siapa Tuhannya.
Dengan Sahabat mengajarkan hal ini, anak akan terpicu untuk bertanya banyak hal. Sahabat harus menyiapkan jawaban-jawaban yang logis yah. Jangan menjawab dengan jawaban yang mengandung kebohongan.
2. Menghafal
Menghafal adalah pondasi segala ilmu pengetahuan. Jika Sahabat seorang muslim, maka Sahabat bisa mengajarkan anak untuk menghafalkan al-Quran. Dengan anak terbiasa menghafal, ini akan memudahkan dia mempelajari ilmu-ilmu selanjutnya.
3. Belajar Membaca dan Menghitung
Membaca dan menghitung adalah kebutuhan dasar manusia. Keduanya pun juga harus menghafal. Sahabat bisa mengajarkan membaca dan berhitung yang sederhana mulai anak berusia 3 tahun.
4. Membacakan Cerita Teladan
Hampir semua anak di seluruh dunia sangat antusias saat mendengar cerita. Sahabat bisa melihat sendiri bagaimana Sahabat waktu kecil suka juga ketika didongengkan sebelum tidur.
Agar tidak mubazir, cerita yang dibacakan harusnya adalah cerita-cerita penuh teladan yang tidak mengandung kebohongan. Karena jika ceritanya fiktif, maka dalam benak anak tercipta bahwa kebaikan-kebaikan yang diceritakan itu adalah bualan belaka.
5. Mengajak Diskusi dan Menyelesaikan Masalah
Meskipun anak kecil belum sempurna cara berpikirnya, Sahabat bisa menstimulasinya dengan mengajaknya diskusi dan menyelesaikan masalah. Misal Sahabat memberikan tantangan untuk menemukan jalur dari labirin yang sudah Sahabat buat.
6. Menyayangi yang Muda, Menghormati yang Tua
Secara fitrah, anak kecil akan menghormati yang tua dan menyayangi yang muda. Sahabat harus mempertahankan fitrah ini dengan menyayangi anak-anak Sahabat dan mengajarkan ke anak Sahabat untuk menyayangi adiknya.
7. Pentingnya Makanan yang Sehat
Anak kecil seringkali tergoda dengan makanan yang warnanya mencolok. Apalagi ketika di sekolah, anak akan jajan sembarangan karena melihat warna jajan yang mencolok. Sahabat bisa mengajarkan ke anak, mana saja jajan yang boleh dibeli dan mana yang tidak boleh.
8. Memilih Teman yang Baik
Teman sangat berpengaruh pada anak. Anak yang suka mencela, karena temannya suka mencela. Anak yang suka berbohong, karena temannya suka berbohong. Mencarikan teman yang baik untuk anak ini penting dan cukup sulit. Apalagi jika Sahabat tinggal di lingkungan yang kacau.
Idealnya memang memilih tempat tinggal harus cari yang lingkungannya bagus. Sehingga anak Sahabat bisa berteman dengan teman-teman yang bagus pula. Jika anak berteman dengan teman yang positif, maka dia akan ketularan positif juga.
9. Kegiatan Eksperimental
Untuk melepas penat sang anak, Sahabat bisa membuat kegiatan eksperimental. Misal menggunting kertas bentuk bunga, memasak, menanam kecambah, dan sejenisnya. Selain melepas penat, anak secara tidak langsung akan mendapatkan ilmu baru. Sahabat bisa membuat kegiatan eksperimental ini tiap seminggu atau sebulan sekali.
10. Mengenal Emosi (Marah, Sedih, Senang, dsb)
Mengajari anak untuk mengenal emosinya sangat penting. Anak harus tahu dia itu kenapa. Apakah dia marah, sedih, senang, atau lainnya.
Kebanyakan anak perempuan sulit untuk mengenal emosinya, apalagi menemukan penyebabnya. Bahkan hingga sang anak tumbuh besar, dia akan menjadi pribadi yang labil dan tidak jelas. Hal ini karena orang tuanya dahulu tidak mengajarkan untuk mengidentifikasi emosi. Sehingga sang anak juga tidak tahu cara menyelesaikan emosi tersebut.
Penulis: Iskael