Tips Sahabat

Jadi Pusat Perdagangan Penting, Ini Sejarah Kerajaan Malaka

31 Maret 2021
gambar kerajaan malaka

Kerajaan Malaka menjadi salah satu kerajaan Islam yang berkembang di kawasan Asia Tenggara. Karena letaknya yang strategis, kerajaan ini merupakan pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara. Penasaran dengan kelanjutan sejarah Kerajaan Malaka? Yuk simak ulasan lengkapnya, seperti berikut ini!

Awal Mula Kerajaan Malaka di Nusantara

Menjadi salah satu kerajaan Islam yang berkembang di Asia Tenggara, kerajaan ini terletak di wilayah yang strategis dan mudah dijangkau. 

Pasalnya, lokasi kerajaan ini dekat dengan jalur perdagangan dan pelayaran internasional. Sementara itu, ibu kota kerajaan ini berada di Melaka tepatnya di dekat dengan Selat Malaka. 

Awal mula kerajaan ini dapat berdiri karena adanya campur tangan dari Parameswara. Ia merupakan anak dari raja Sriwijaya yang berhasil selamat ketika sedang terjadi serangan dari kerajaan Majapahit atau dikenal dengan Perang Paragreg. 

Akhirnya, Parameswara memimpin kerajaan sejak tahun 1403 sampai dengan tahun 1424. Karena merupakan anak dari raja Sriwijaya, ia bukanlah pemeluk agama Islam. Barulah pada pertengahan masa pemerintahannya, 

Parameswara memutuskan untuk memeluk Islam. Diketahui, keputusan besarnya tersebut tak lepas dari pengaruh para pedagang Islam. Hal ini karena lokasi kerajaan Malaka yang merupakan pusat perdagangan besar yang banyak dikunjungi pedagang Islam.

Keputusannya untuk memeluk agama Islam juga membuat Parameswara mengubah namanya menjadi Iskandar Syah. 

Kepemimpinannya dalam sejarah Kerajaan Malaka berlanjut hingga digantikan oleh anaknya pada tahun 1424 bernama Sultan Muhammad Syah. Di masa kepemimpinannya, wilayah kerajaan mengalami perluasan hingga seluruh Semenanjung Malaka. 

Setelah masa kepemimpinan Sultan Muhammad Syah, ia digantikan oleh saudaranya pada tahun 1444 hingga 1459 bernama Sultan Muzhaffar Syah. 

Masa pemerintahan berikutnya dipegang oleh Sultan Mansur Syah yang menjabat mulai tahun 1459 sampai dengan 1477. Kemudian, dilanjutkan oleh Sultan Alauddin Syah (1477-1488) dan terakhir Sultan Mahmud Syah (1488 – 1528). 

Baca Juga: Mengupas Sejarah Kerajaan Aceh di Masa Lampau

Masa Keemasan dan Penyebab Runtuh

Sistem pemerintahan yang digunakan yaitu kerajaan, dimana mewariskan takhta kepada penerus putra mahkota. Pewarisan takhta ini dimulai dari era Muhammad Iskandar Syah sampai dengan masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah. Pemerintahan ini terus berlanjut hingga masa keruntuhan kerajaan ini terjadi. 

Kerajaan ini memperoleh masa kejayaannya di masa kepemimpinan Sultan Muzhaffar Syah yang menjabat tahun 1444 hingga 1459. Pada catatan sejarah Kerajaan Malaka diketahui bahwa ia berhasil menjadikan Malaka sebagai pusat perdagangan antara Barat dan Timur. 

Bahkan, prestasi kerajaan ini mampu membuat kerajaan Siam bertekuk lutut dihadapkan kerajaannya. Perluasan wilayah terus berlangsung sampai melebar ke Pahang, Indragiri, dan juga Kampar. 

Setelah itu masa kejayaan terus berlanjut dan dirasakan pada masa kepemimpinan Sultan Mansyur Syah. Dalam masa kepemimpinan raja Sultan Mansyur Syah, terdapat laksamana bernama Hang Tuah yang membantu dalam melakukan perluasan wilayah. 

Masa kejayaan Kerajaan Malaka tidak berlangsung abadi, sebab keruntuhan mulai dirasakan di era Sultan Alaudin Syah. Tak berhenti sampai di situ saja, hal ini berlanjut hingga kepemimpinan Sultan Mahmud Syah. 

Di masa ini wilayah yang semula menjadi kekuasaannya, perlahan mulai terlepas satu persatu. Sampai pada akhirnya, Kerajaan Malaka harus berhadapan dengan pasukan Portugis. 

Perebutan kekuasaan wilayah oleh Portugis ini dipimpin oleh Alfonso D’albuquerque. Perlawanan terus dilakukan, namun akhirnya kerajaan Malaka mengalami kegagalan. Sehingga, sejarah Kerajaan Malaka harus berakhir karena wilayahnya menjadi milik Portugis. 

Baca Juga: 5 Perkembangan Sejarah Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Peninggalan Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka memiliki peran penting atas penyebaran agama Islam di Nusantara, terlebih di era pemerintahan Sultan Mansyur Syah. 

Kerajaan ini memiliki saksi bisu yang masih bisa disaksikan hingga kini, mulai dari masjid, benteng, hingga karya sastra.  Bangunan tersebut tersebar di beberapa wilayah yang ada di Indonesia bahkan negara tetangga.  

Peninggalan kerajaan ini meliputi Masjid Agung Deli  yang ada di Kota Medan, Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Masjid Johor Baru Malaysia, hingga Benteng A’ Famosa yang merupakan bangunan berarsitektur ala Eropa tertua di benua Asia. 

Menariknya, di dalam benteng A’ Famosa terdapat mata uang yang menjadi bukti sejarah Malaka di bidang perdagangan. 

Tidak hanya meninggalkan bangunan bersejarah saja, sebab kerajaan ini juga melahirkan karya sastra yang cukup banyak. 

Bukti karya sastra kerajaan ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu hikayat, suluk, syair, riwayat, dan nasihat. Masing masing karya sastra tersebut memiliki konsep yang berbeda. 

Seperti contoh karya sastra sejarah Kerajaan Malaka hikayat yang memiliki konsep seperti dongeng, tetapi bernuansa Islami. Selanjutnya, ada suluk yang merupakan karya sastra berisi tasawuf mengenai ketuhanan. 

Selain itu, terdapat karya sastra syair yang berupa puisi lama yang terdiri dari 4 baris. Selain itu ada riwayat dan nasihat yang berisi kisah kehidupan para nabi. 

Peninggalan masa Kerajaan Malaka memang mampu memberikan nilai sejarah tersendiri, terutama dalam penyebaran Islam di Nusantara. Bukti peninggalan sejarah kerajaan ini tak hanya berupa bangunan yang masih kokoh hingga kini, tetapi juga melahirkan karya sastra otentik. Bahkan, karya sastranya masih bisa dinikmati hingga masa modern seperti saat ini. 

Baca Juga: Mengenang Sejarah Kerajaan Kediri, Awal Berdiri Hingga Runtuh

Tips Sahabat Lainnya
Release Bearing: Fungsi, Cara Kerja, dan Tanda Kerusakannya
Release Bearing: Fungsi, Cara Kerja, dan Tanda Kerusakannya
Release bearing merupakan salah satu komponen penting dari kopling mobil bertransmisi manual. Oleh karena itu, sebagai pemilik mobil harusnya mengetahui fungsi, cara kerja serta tanda kerusakan dari k
Fungsi Reservoir Tank & Cara Kerjanya pada Sistem Pendinginan Mobil
Fungsi Reservoir Tank & Cara Kerjanya pada Sistem Pendinginan Mobil
Reservoir tank merupakan komponen pada sistem pendingin mobil yang memiliki fungsi vital di dalam sistem tersebut. Komponen ini kerap kali disebut sebagai tabung cadangan air radiator. Bagi Anda yang
Mengenal Trade In dan Cara Kerja Tukar Tambah Mobil
Mengenal Trade In dan Cara Kerja Tukar Tambah Mobil
Trade in adalah istilah lain yang digunakan untuk proses tukar tambah kendaraan. Istilah tersebut biasanya digunakan dalam mekanisme jual beli. Lantas bagaimana cara kerja trade in dalam proses jual b
Jakarta ke Solo Berapa Jam Naik Mobil? Ini Rute Terbaiknya
Jakarta ke Solo Berapa Jam Naik Mobil? Ini Rute Terbaiknya
Jakarta Solo berapa jam jika naik mobil? Apakah Anda sudah mengetahuinya? Jika belum, mari perhatikan ulasan di bawah ini agar Anda bisa memilih rute terbaik sehingga estimasi waktu perjalanan lebih c
Logo Daihatsu
Daihatsu Access
1500898
hotline@daihatsu.astra.co.id
Semua Hak Dilindungi Undang-Undang @Hak Cipta 2024 PT Astra Daihatsu Motor | Daihatsu Sahabatku
Kebijakan Privasi
Hubungi Kami