Sebagai Tanda Bahaya, Kenali Komponen Lampu Hazard
Lampu Hazard identik dengan tanda bahaya. Ia mempunyai tanda segitiga merah. Fungsi inilah yang membuatnya tidak boleh ditekan sembarang. Pengendara harus memastikan kondisi ketika menggunakannya. Pasalnya, bagaimanapun lampu ini menjadi bagian dari bentuk komunikasi saat berkendara. Ketika berada di jalan raya dan kehilangan kendali mobil, tentu saja tidak sedikit pihak yang dirugikan. Sekarang ini, hampir semua mobil memiliki lampu ini.
Apalagi sekarang sudah banyak perkembangan yang terjadi di ranah otomotif. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa lampu yang kerap disandingkan dengan pertanda bahaya ini kian didesain canggih. Kehadiran lampu hazard mobil tentu jadi bagian yang penting bagi pengendara. Setidaknya dengan fungsinya akan meminimalisir kecelakaan.
Berikut penjelasan singkat mengenai fungsi dari lampu tersebut:
1. Komunikasi antar pengendara
Seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa tiap elemen dari mobil memiliki fungsi berbeda-beda. Hal tersebut juga berlaku untuk lampu bahaya. Dari namanya, kita dapat melihat bagaimana ia akan memberi tahu kepada pengendara lain mengenai keadaan pengendara lain.
Lebih-lebih ketika berada di jalan raya, kemungkinan komunikasi verbal sangat kecil. Tidak mungkin dalam keadaan darurat pengemudi akan mengatakan apa yang terjadi pada pengguna jalan lainnya. Situasi ini yang kemudian menjadikan komunikasi non verbal lebih banyak digunakan. Bahkan lampu lalu lintas menggunakan simbol untuk mengirim pesan. Sistem yang hampir sama juga terjadi pada penggunaan lampu bahaya.
2. Kendaraan melambat
Fungsi lampu bahaya berikutnya ialah pertanda mengenai kondisi dari kendaraan. Biasanya, mobil yang tiba-tiba mengalami pergerakan melambat. Pengendara wajib menyalakan tombol warna merah dengan tanda segitiga tersebut. Secara otomatis pesan bahaya akan diterima oleh pengendara lain. Sehingga mereka mampu memberi jalan kepada Sahabat untuk segera menepikan mobil. Inilah kelebihan dari lampu bahaya.
3. Situasi darurat
Ketika sirine digunakan untuk mobil khusus. Ia akan memunculkan bunyi sangat bising dan menarik perhatian. Hal tersebut yang nantinya akan membuat pengguna jalan lain memberi jalan kepada Ambulance ataupun mobil patroli.
Kondisi yang hampir sama juga berlaku untuk mobil pribadi menggunakan lampu bahaya. Bedanya, di sini lampu akan memberi pesan pada pengendara lain agar mobil tersebut berhenti. Selain itu, ia juga berfungsi memberi akses mobil untuk mundur. Meskipun begitu Sahabat harus memperhatikan kondisi yang berada di sekitar jalan, ketika tidak kemungkinkan ada baiknya mengambil solusi lain untuk berhenti.
4. Menarik perhatian
Berikutnya, lampu bahaya juga dipergunakan untuk menarik perhatian. Sampai di sini jelas bahwa ia mempunyai kemiripan dengan sirine. Bedanya, ketika sirine hanya digunakan untuk mobil khusus. Selain itu, ia menimbulkan bunyi bising. Sedangkan untuk lampu bahaya hanya menimbulkan sen kiri tanpa mengeluarkan suara apapun. Namun, tidak perlu khawatir karena itu cukup untuk mengirim pesan bahaya pada pengendara lain. Berhubung semua fungsi di atas merujuk pada kelebihan yang dimiliki lampu tersebut. Jadi, ada baiknya agar pengendara benar-benar memperhatikan penggunaanya. Jangan sampai, lampu ini malah disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan merugikan pengendara lain.
Penyalahgunaan Lampu Bahaya
Lampu Hazard adalah lampu yang berfungsi untuk mengirim tanda bahaya. Tiap jenis mobil mempunyai tombol sama terkait lampu tersebut. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya bahwa elemen mobil yang satu ini cukup istimewa. Ia mendukung pengendara untuk saling mengirim pesan. Bahkan tidak berlebihan ketika dikatakan bahwa ia menjadi aspek dalam proteksi saat berkendara.
Sama seperti penggunaan sirine yang harus memenuhi syarat. Hal sama juga berlaku dalam penyalaan lampu bahaya. Jangan sampai karena hanya mementingkan diri sendiri, Sahabat tidak menggubris hak pengendara lain.
Tentu saja penyalahgunaan termasuk tindakan yang tidak boleh dilakukan. Anehnya, beberapa orang masih melakukannya. Seperti apa tindakan yang dilakukan? Berikut penjelas singkatnya:
1. Saat hujan
Lampu ini sebenarnya dinyalakan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan hanya karena ketika hujan tiba, namun Sahabat ingin lebih cepat sampai di lokasi tujuan. Nah, ketika Sahabat menyalakan lampu ini saat hujan. Tentu saja akan menimbulkan kebingungan antar pengendara lain. Jangan pernah lupakan bahwa bahaya yang dimaksud ialah keadaan terkait mobil. Jangan sampai karena hal kecil yang dilakukan membuat pengendara lain memaksa Sahabat untuk menghentikan mobil.
2. Lorong gelap
Selanjutnya, penggunaan lampu bahaya dalam lorong gelap. Tindakan seperti ini cukup membahayakan pengendara lain. Pasalnya, di sini banyak kendaraan yang melaju dengan cepat. Apabila dengan tiba-tiba Sahabat menekan tombol lampu bahaya akan terjadi miskomunikasi yang tak terhindarkan. Sehingga wajar ketika penggunaan lampu bahaya di lorong gelap bukan sesuatu yang dianjurkan. Bagaimanapun Sahabat harus memastikan situasi untuk menyalakannya.
3. Berkabut
Kasus ketiga ini hampir sama dengan situasi saat hujan. Intinya, ketika kondisi membahayakan tidak terkait mobil yang Sahabat kendarai. Tidak perlu menyalakan lampu bahaya. Sebagai penggantinya Sahabat bisa menggunakan lampu kabut. Tentu saja penggunaan ini akan memberi pesan yang lebih dipahami pengendara lain. Selain itu, tetap fokus pada jalur yang dilalui. Pasalnya, kabut membuat jarak pandang menjadi lebih terbatas. Jadi, ambil keputusan dengan perhitungan yang baik.
4. Konvoi
Berikutnya, penggunaan lampu hazard saat konvoi. Sudah bisa dipastikan bahwa tindakan seperti ini bukan sesuatu yang terpuji. Sebab, intinya lampu ini hanya boleh digunakan saat terjadi sesuatu yang membahayakan. Bukan malah menjadi solusi untuk mempermudah pihak-pihak tertentu. Sekali lagi, setiap pengguna jalan raya berhak mendapat haknya secara maksimal.
Baca juga : Airbag Mobil, Meningkatkan Proteksi Berkendara