Sejarah Kerajaan Demak, Kesultanan Islam Pertama di Jawa
Sejarah Kerajaan Demak sangat terkenal dengan peranan penyebaran agama Islam di Nusantara. Kerajaan ini bahkan termasuk kerajaan islam terbesar yang ada di Pulau Jawa. Anda bahkan bisa mengenali cerita sejarah ini dengan sangat kuat dan melihat beberapa peninggalan bersejarah yang bisa dikunjungi. Penasaran? Yuk intip kisah Kerajaan Demak berikut.
Kisah Perjalanan Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Demak. Kerajaan ini didikan oleh Raden Fatah, putra terakhir dari Raja Majapahit pada abad ke-15. Pasalnya pendirian kerajaan ini terjadi ketika penyebaran berita runtuhnya Kerajaan Majapahit yang menyebabkan beberapa wilayah di bawah kekuasaan kerajaan tersebut melepaskan diri.
Kondisi wilayah pesisir utara yang menjadi bagian titik perdagangan penting menyebabkan kerajaan ini mampu berkembang pesat. Demak bahkan sangat terkenal dengan pelopor penyebaran agama Islam yang kuat. Salah satunya adalah ajaran jawa wali songo. Untuk lebih tepatnya, berikut beberapa raja yang memimpin Kerajaan Demak dari awal hingga akhir.
1. Raden Fatah (1475-1518)
Sebagai raja pertama sekaligus pendiri, Raden Fatah adalah awal mula sejarah Kerajaan Demak dimulai. Raden Fatah bahkan sempat pembangunan pengaruh agama Islam ketika masih di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Hingga akhirnya, kondisi Kerajaan Majapahit yang semakin melemah menyebabkan konflik internal dan Demak tumbuh menjadi wilayah independen.
Kondisi tersebut bahkan menyebabkan Raden Fatah mulai membangun kekuasaan Islam pertama di Jawa dengan mengalahkan berbagai kerajaan lainnya.
Raden Fatah memulai kekuasaan dengan memusatkan kekuasaan di pesisir utara dan menguasai Kota Pelabuhan Demak pada tahun 1475. Kondisi tersebut tentu menjadi awal mula pendirian kerajaan ini.
Baca Juga: Sempat Berjaya, Ini Sejarah Kerajaan Sriwijaya dari Awal
2. Pati Unus (1518-1521)
Wilayah kekuasaan Kerajaan Demak digantikan oleh Pati Unus setelah Raden Fatah wafat. Pasalnya Pati Unus sebagai pemegang kekuasaan ini adalah adik ipar Raden fatah karena anak kandungnya yang bernama Trenggana masih berusia terlalu muda.
Pati Unus bahkan memiliki tekad yang kuat untuk melebarkan kekuasaan sehingga dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Pati Unus bahkan berani menggempur kekuasaan Portugis di Malaka karena dianggap sebagai gangguan untuk Kerajaan Demak. Sejarah Kerajaan Demak memiliki Pati Unus dengan jasa yang besar dalam membangun kekuatan militer laut dan mendirikan pelabuhan militer di Teluk Wetan, Jepara. Sayangnya Pati Unus gugur dalam penyerbuan kedua ke Malaka pada tahun 1521.
3. Trenggana (1521-1546)
Sebagai putra dari Raden Fatah, Trenggana akhirnya menggantikan kedudukan Pati Unus sebagai raja dari Kerajaan Demak. Trenggana bahkan sangat berjasa dalam menyebarkan agama Islam dan menaklukan beberapa wilayah di Pulau Jawa. Beberapa wilayah tersebut meliputi sunda Kelapa, Banten Girang, Pasundan Madura hingga ke wilayah Blambangan.
Trenggana bahkan berhasil menjadi raja terbesar di Kerajaan Demak pada masa pemerintahannya. Ia juga berhasil memiliki kekuasaan terbesar di Jawa dan menjadikan wilayah Demak sebagai pelabuhan utama untuk titik perdagangan. Meski demikian, Sultan Trenggana akhirnya wafat pada tahun 1546 dan digantikan oleh Sunan Prawata.
4. Sunan Prawata (1546-1547)
Namun, sejarah Kerajaan Demak pada masa ini mulai mengalami kemunduran. Suksesi yang berlangsung mendadak menyebabkan perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar. Hal ini menyebabkan Sunan Prawata melakukan pembunuhan terhadap Pangeran Surowijoyo.
Mengetahui kondisi tersebut, dukungan dari masyarakat terhadap kekuasaan Sunan Prawata semakin memudar. Ia bahkan memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Demak ke Prawoto, Pati Jawa Tengah.
Meski demikian, masa pemerintahan ini tidak berjalan dengan mudah karena Sunan Prawata dibunuh oleh putranya yang bernama arya Panangsang pada tahun 1547.
5. Arya Penangsang
Arya Penangsang yang berhasil menduduki tahta kerajaan ini juga menyingkirkan Pangeran Hadiri atau Kalinyamat sebagai penguasa Jepara. Kondisi ini bahkan memicu pergolakan adipati Demak.
Parahnya lagi kondisi ini hanya akan menghadirkan perebutan kekuasaan sehingga Kerajaan Demak mulai runtuh. Meski demikian, Arya Penangsang sempat berkuasa hingga 1554 dan tewas dibunuh adipati Demak.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Hindu Terakhir di Jawa
Prasasti Peninggalan Kerajaan Demak
Perebutan kekuasaan yang terjadi setelah kepemimpinan Sultan Trenggana merupakan awal mula runtuhnya kerajaan ini. Sejarah kerajaan Demak bahkan mengungkapkan adanya upaya saling membunuh yang dilakukan oleh beberapa orang yang ingin menduduki tahta Kerajaan Demak. Kondisi tersebut bahkan benar-benar meruntuhkan Kerajaan Demak pada tahun 1554.
Kondisi Kerajaan Demak yang telah usai hanya menyisakan beberapa peninggalan yang bisa terlihat hingga saat ini. Terdapat Masjid Agung Demak, pintu bledeg, soko guru, bedug dan kentongan, situs kolam wudhu, maksurah, dampar kencana dan piring campa.
Pasalnya, beberapa peninggalan tersebut tersimpan rapi di beberapa tempat yang berkaitan dengan kerajaan ini.
Kerajaan Demak sempat berhasil melahirkan kejayaan dengan memiliki pusat pemerintahan di titik pusat perdagangan sekaligus menguasai beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Sayangnya, kondisi peperangan yang berujung pembunuhan akibat perebutan kekuasaan menyebabkan kerajaan ini usai. Tahta kerajaan bahkan direbut oleh adipati Demak yang bernama Hadiwijaya dan dipindahkan ke Pajang.
cc image: goodnewsfromindonesia.id