Bagaimana Cara Kerja Power Steering? Berikut Penjelasannya
Sistem kemudi dalam mobil berperan penting dalam menciptakan kelancaran dan kenyamanan berkendara. Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa setir mobil bisa begitu ringan saat diputar? Jawabannya ada pada sistem power steering.
Power steering adalah teknologi yang mempermudah pengemudi saat memutar setir. Sistem power steering membuat putaran setir terasa ringan dan halus saat bermanuver atau berbelok. Terdapat beberapa jenis power steering yang digunakan pada mobil dengan cara kerjanya masing-masing.
Mari simak cara kerja power steering mobil berdasarkan jenis, serta tanda-tanda power steering bermasalah dan tips merawatnya.
Apa Itu Power Steering?
Pengertian power steering secara umum adalah sistem yang memudahkan pengemudi dalam mengendalikan gerakan setir secara ringan atau enteng. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga tambahan, baik dari tekanan hidrolik, motor listrik, atau kombinasi keduanya, untuk mengurangi tenaga fisik yang dibutuhkan saat mengemudi.
Fungsi power steering adalah untuk mengurangi beban pengemudi ketika memutar setir, terutama saat kendaraan dalam posisi diam atau kecepatan rendah. Selain itu, sistem ini juga berperan dalam meningkatkan kenyamanan dan keamanan berkendara karena pengemudi dapat mengendalikan mobil dengan lebih presisi dan stabil.
Teknologi power steering pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an dengan sistem hidraulik yang menggunakan fluida bertekanan untuk membantu putaran kemudi. Seiring perkembangan teknologi, muncul sistem Electric Power Steering yang lebih efisien karena menggunakan motor listrik dan sensor.
Kini, beberapa mobil modern sudah mengadopsi sistem hybrid (Electro-Hydraulic Power Steering). Sistem power steering ini menggabungkan keunggulan keduanya untuk performa dan efisiensi yang lebih optimal.
Jenis-Jenis Power Steering
Power steering mobil saat ini terdiri dari beberapa jenis yaitu, power steering hidrolik, elektrik, dan hybrid atau gabungan dari keduanya. Setiap jenis power steering memiliki cara kerja dan keunggulannya masing-masing. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis power steering pada mobil:
1. Hydraulic Power Steering (HPS)
Sistem Hydraulic Power Steering bekerja dengan memanfaatkan tekanan fluida hidrolik yang dihasilkan oleh pompa untuk membantu pergerakan roda kemudi. Saat pengemudi memutar setir, tekanan fluida dialirkan ke piston di dalam gear box kemudi untuk meringankan putaran.
Jenis power steering hidrolik memberikan respons kemudi yang halus dan bertenaga. Namun di satu sisi, sistem hidrolik ini juga memerlukan perawatan rutin karena melibatkan oli hidrolik dan komponen mekanis yang kompleks.
2. Electric Power Steering (EPS)
Perbedaan EPS dan HPS terletak pada teknologi yang digunakan pada power steering. Berbeda dari sistem hidrolik, Electric Power Steering menggunakan motor listrik dan sensor elektronik untuk membantu pengemudi memutar setir.
Motor listrik pada power steering EPS bekerja menyesuaikan kecepatan dan gaya kemudi, sehingga terasa ringan di kecepatan rendah dan lebih stabil di kecepatan tinggi. Keunggulan EPS adalah efisiensi bahan bakar yang lebih baik dan minim perawatan karena tidak menggunakan fluida hidrolik.
3. Electro-Hydraulic Power Steering (EHPS)
Sistem Electro-Hydraulic Power Steering merupakan gabungan antara sistem power steering elektrik dan hidrolik. Pompa hidrolik tetap digunakan pada power steering ini, namun digerakkan oleh motor listrik, bukan oleh mesin mobil.
Jenis power steering EHPS menawarkan tenaga kemudi yang kuat seperti HPS. Namun dengan efisiensi energi yang lebih baik seperti EPS. EHPS banyak digunakan pada mobil transisi menuju sistem kemudi full elektrik.
Cara Kerja Power Steering
Power steering mobil memiliki cara kerja yang melibatkan alur atau proses untuk memudahkan pergerakkan setir kemudi. Berikut ini cara kerja power steering hidrolik dan elektrik yang penting untuk Anda ketahui:
1. Power Steering Hidrolik
Cara kerja power steering hidrolik ialah menggunakan tenaga tambahan dari tekanan fluida hidrolik untuk meringankan putaran kemudi. Ketika pengemudi memutar setir, pompa hidrolik yang digerakkan oleh mesin akan mengalirkan fluida bertekanan menuju piston di dalam gear kemudi.
Tekanan fluida membantu mendorong roda kemudi ke arah yang diinginkan. Efek inilah yang membuat pengemudi tidak perlu mengeluarkan tenaga besar untuk memutar setir, terutama saat kendaraan berada dalam posisi diam atau kecepatan rendah. Setelah digunakan, fluida kembali ke tangki dan akan bersirkulasi kembali setiap kali sistem bekerja.
2. Power Steering Elektrik
Cara kerja power steering elektrik menggunakan motor listrik yang dikendalikan oleh unit kontrol elektronik (ECU). Ketika setir diputar, sensor power steering akan mendeteksi sudut, kecepatan, dan gaya putaran kemudi. Kemudian ECU akan menentukan seberapa besar bantuan yang dibutuhkan dan motor listrik memberikan tenaga tambahan sesuai kondisi.
Misalnya, saat kecepatan rendah seperti ketika parkir, sistem memberikan bantuan besar agar setir terasa ringan. Sebaliknya, pada kecepatan tinggi, bantuan dikurangi untuk menjaga kestabilan kendaraan. Sistem ini lebih efisien karena tidak memerlukan fluida hidrolik dan tidak bergantung langsung pada putaran mesin.
Baca juga: Penyebab Rusaknya Power Steering Mobil
Ciri-Ciri Power Steering Bermasalah
Power steering mobil bisa saja mengalami kerusakan atau penurunan performa seiring lamanya pemakaian. Berikut ini ciri power steering bermasalah dan solusi menanganinya yang penting dipahami oleh pemilik mobil:
1. Setir Terasa Berat
Salah satu tanda paling umum dari sistem power steering bermasalah adalah setir terasa lebih berat dari biasanya. Kondisi ini semakin terasa ketika mobil berjalan pelan atau sedang parkir. Power steering berat bisa disebabkan oleh tekanan fluida hidrolik yang melemah (pada sistem HPS), pompa rusak, atau gangguan pada motor listrik (pada EPS).
Untuk mengatasinya, periksa kondisi fluida power steering apakah berkurang atau kotor. Selain itu, pastikan sabuk pompa tidak kendur dan lakukan pemeriksaan sistem kelistrikan untuk power steering EPS.
2. Bunyi Berdecit saat Setir Diputar
Tanda lain kerusakan power steering adalah munculnya bunyi berdecit saat pengemudi memutar setir. Jika terdengar bunyi decit atau mendengung maka kemungkinan penyebabnya adalah sabuk pompa hidrolik yang kendur, aus, atau pompa yang mulai melemah.
Pada power steering elektrik, bunyi tersebut bisa berasal dari motor atau mekanisme gear kemudi yang kering. Solusi untuk mengatasinya adalah dengan mengencangkan atau ganti sabuk pompa bila perlu, serta pastikan komponen kemudi dilumasi dengan baik.
3. Terdapat Kebocoran Oli (pada HPS)
Pada sistem Hydraulic Power Steering, kebocoran oli menjadi masalah umum yang membuat tekanan hidrolik menurun sehingga kemudi terasa berat. Kebocoran biasanya terjadi di selang, sambungan, atau seal pompa. Jika mengalami hal ini maka segera periksa dan ganti komponen yang bocor, lalu isi ulang oli power steering sesuai spesifikasi pabrikan.
4. Indikator EPS Menyala di Dashboard
Pada sistem Electric Power Steering, lampu indikator EPS yang menyala di dashboard menandakan adanya gangguan pada sistem kelistrikan atau sensor kemudi. Bila diabaikan, sistem bisa kehilangan fungsi bantuannya sehingga setir terasa berat. Segera lakukan pemeriksaan di bengkel resmi untuk pengecekan ECU, sensor, dan konektor sistem EPS.
5. Setir Tidak Kembali ke Posisi Semula
Jika setir tidak otomatis kembali ke posisi lurus setelah berbelok, kemungkinan terdapat masalah pada sistem kemudi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh tekanan hidrolik yang tidak stabil atau sensor posisi kemudi yang rusak. Untuk mengatasinya, lakukan kalibrasi sensor EPS atau pemeriksaan tekanan sistem hidrolik di bengkel.
Tips Merawat Power Steering Agar Awet
Power steering perlu mendapatkan perawatan secara berkala, sama seperti komponen lainnya pada mobil. Berikut ini beberapa tips merawat power steering yang penting dilakukan pemilik mobil supaya awet dan tidak mudah rusak:
- Periksa oli power steering secara rutin (untuk HPS): Cek secara berkala dan pastikan level dan kondisi oli power steering selalu dalam batas normal. Oli yang berkurang atau kotor dapat menurunkan tekanan hidrolik dan membuat pompa cepat aus.
- Hindari memutar setir sampai mentok terlalu lama: Kebiasaan menahan setir hingga posisi mentok (kanan atau kiri) dalam waktu lama dapat memberi tekanan berlebih pada sistem power steering. Hal ini bisa mempercepat kerusakan pada pompa, motor, atau seal kemudi.
- Servis rutin di bengkel resmi: Melakukan servis berkala di bengkel resmi membantu memastikan semua komponen power steering diperiksa dan dirawat sesuai standar. Teknisi juga dapat mendeteksi gejala awal kerusakan sebelum menjadi serius.
- Gunakan cairan atau oli sesuai rekomendasi pabrikan: Setiap mobil memiliki spesifikasi fluida power steering yang berbeda. Menggunakan jenis oli yang tidak sesuai dapat mengganggu kinerja sistem dan mempercepat keausan komponen.
- Hindari mengemudi secara kasar atau membelok mendadak: Gerakan kemudi yang kasar dan mendadak dapat menimbulkan tekanan tinggi secara tiba-tiba pada sistem power steering. Biasakan memutar setir secara halus agar komponen tetap awet dan bekerja optimal.
Baca juga: Cara Memperbaiki Electric Power Steering yang Berat
Demikianlah penjelasan cara kerja power steering mobil yang berperan penting untuk memudahkan pergerakkan setir. Sistem power steering hidrolik, elektrik, dan hybrid memiliki cara kerja yang berbeda-beda. Pastikan untuk selalu merawat komponen power steering secara berkala supaya bisa awet dan tidak gampang rusak.