Cara Menghitung Penyusutan Mobil Bekas
Menghitung penyusutan mobil bekas adalah prosedur perhitungan nilai aset selama masa penggunaan. Setiap pemilik mobil atau perusahaan harus tahu soal perhitungan ini agar lebih paham tentang penyusutan nilai atau harga jual mobil yang dimiliki.
Seperti kita tahu, mobil termasuk salah satu aset jangka panjang yang sifatnya bakal mengalami depresiasi. Apa sih depresiasi itu?
Depresiasi mobil adalah selisih harga mobil saat Sahabat membeli dan menjualnya alias penyusutan nilai. Itulah sebabnya ketika ingin membeli mobil, Sahabat harus lebih fokus pada potensi depresiasi mobilnya ketimbang seberapa hemat bahan bakar sampai performa mesin.
Orang yang paham akan konsep penyusutan nilai mobil cenderung memilih untuk beli mobil bekas. Sebab, mobil baru memiliki potensi penyusutan harga yang jauh lebih tinggi. Sehingga saat mobil dijual, kerugian yang bakal ditanggung juga bakal lebih besar.
Bahkan penyusutan nilai mobil baru sudah terjadi setelah pembeli meninggalkan showroom atau dealer mobil bahkan dalam waktu kurang dari 5 menit. Ketika roda mobil sudah menyentuh aspal jalan untuk pertama kali, saat itulah harga mobil berubah jadi harga grosiran. Artinya, nilai eksklusivitas mobil sudah hilang.
Kalau Sahabat kembali lagi ke showroom atau dealer dan ingin menjual kepada mereka lagi, si penjual nggak akan bayar sesuai nilai uang yang Sahabat keluarkan beberapa saat lalu.
Biasanya, nilai mobil akan anjlok sebanyak 15 sampai 20 persen di tahun pertama. Setelah itu, penyusutan nilainya akan melambat. Namun perhitungan nilai depresiasi mobil bekas tergantung oleh beberapa faktor, seperti;
1. Merek mobil
Merek mobil jadi faktor utama cepat atau lambatnya penyusutan nilai mobil. Reputasi serta kualitas yang sudah dikenal luas membuat potensi penyusutan cenderung lambat.
2. Warna mobil
Tak banyak orang menyadari ini, warna mobil dapat memengaruhi cepat atau lambatnya potensi penyusutan mobil. Sangat disarankan untuk memilih mobil dengan warna dasar seperti hitam, putih dan merah meskipun Sahabat tak menyukainya. Sebab jika mobil ingin dijual, maka peminatnya masih banyak ketimbang warna-warna lainnya.
3. Kondisi mobil
Mobil yang dirawat dengan baik, body mulus hingga jarak tempuh yang tidak terlalu jauh cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
4. Permintaan akan mobil bekas
Mobil-mobil yang dikeluarkan dalam edisi terbatas biasanya punya harga jual yang tinggi. Peminatnya pun cukup banyak ketimbang mobil biasa. Hal ini sangat berpengaruh pada prinsip utama dalam pasar otomotif, yaitu permintaan dan penawaran.
Lebih lanjut, dalam perhitungan penyusutan nilai mobil bekas ada sejumlah metode, mulai dari penurunan aktiva tetap garis lurus hingga aktiva tetap menurun ganda. Namun pada kendaraan seperti mobil, hampir semua pebisnis mobil memiliki patokan yang sama dalam menghitung penyusutan nilai mobil.
Pada mobil baru, penyusutan nilai mobil berkisar antara 15-20 persen di tahun pertama. Sedangkan kalau Sahabat beli mobil bekas, penyusutan nilai mobil hanya 10-15 persen.
Kemudian di tahun kedua, penyusutan harganya ada di kisaran 8-10 persen. Semakin tua mobilnya, maka depresiasi juga semakin kecil.
Potensi depresiasi mobil bekas yang minim ini termasuk sebagai keunggulan dari mobil bekas. Dengan membeli mobil bekas, berarti Sahabat memiliki kendaraan yang depresiasinya tidak terlalu besar.
Meskipun namanya mobil bekas, tapi Sahabat tak perlu khawatir soal kualitasnya. Apalagi saat ini sudah banyak dealer dan marketplace yang menyediakan mobil bekas dengan kondisi tak kalah dari mobil baru.
Tidak sedikit kok pembeli mendapatkan mobil bekas yang jarak tempuh, body dan mesinnya masih bagus atau biasa disebut "like new".
Baca juga: Cara Menawar Mobil Bekas
Penulis: Dinno Baskoro