Pulau Naira alias Banda Neira adalah sebuah pulau di Kepulauan Banda, Maluku, Indonesia yang dikenal sebagai negeri rempah-rempah eksotis. 

Dulu, sebelum tiba di Batavia (kini disebut Jakarta), Belanda sempat menguasai kawasan Banda Neira. Hal ini dikarenakan Banda Neira merupakan kawasan kaya akan pala, rempah termahal di pasar Eropa. 

Jika Sahabat tertarik untuk menelusuri salah satu cerita sejarah Belanda di Indonesia, Banda Neira bisa jadi pilihan tepat. 

Secara geografis, Banda Neira dikelilingi  dengan pantai, gunung berapi, hutan tropis, dan terumbu karang yang tiada tara. Konon, pulau yang indah ini telah mengalami beberapa gempa bumi dan letusan gunung berapi, yang terakhir tercatat meletus pada tahun 1988. Tapi tak mengubah keindahan alamanya.

Kepulauan Banda ditutupi dengan pepohonan tropis yang menjulang tinggi, serta aromatik. Pulau-pulau tersebut memiliki sejarah yang panjang dan menarik, khususnya pada masa penjajahan Belanda. 

Kawasan perairan yang tenang dan cantik itu diselimuti oleh kebun pala dan pantai berpasir. Saat ini, Kepulauan Banda memiliki pegunungan vulkanik yang dapat didaki. 

Pulau ini juga dikelilingi oleh Pohon Myristica dan ditutupi oleh tumbuhan hijau subur. Dengan keindahan tersebut, Banda Neira layak disebut surga tropis di tengah laut.

Peninggalan situs bersejarah masa penjajahan Belanda

Sebagai salah satu pulau paling menonjol dan menarik di Nusantara, Banda Neira adalah tempat di mana masa lalu dan sekarang, keindahan dan kesuraman, reruntuhan dan kebangkitan berjalan seiring.

Saat Sahabat menginjakkan kaki di sini, seolah akan dibawa ke nuansa penjajahan Belanda yang begitu kental. Ada benteng dan istana besar yang masih berdiri tegak seolah menceritakan kisah-kisah masa lalu.

Ada aroma rempah-rempah aromatik khas seperti pala dan cengkih menyeruak di udara, membuat suasana jadi nyaman dan rileks. 

Banda Neira terkenal dengan struktur arsitektur tua dan situs-situs bersejarh seperti Benteng Belgica, sebuah bangunan berbentuk segi lima yang dibangun pada tahun 1620-an. 

Atraksi populer lainnya adalah Istana Mini yang dulunya adalah rumah besar pengontrol Belanda. Dibangun pada tahun 1820-an, bangunan ini memiliki ubin lantai yang cerah, lempengan granit kolosal, pintu kayu raksasa, balok berukir rumit, dan jendela tertutup. 

Lalu, ada juga Museum Rumah Budaya untuk belajar tentang budaya pulau yang kaya. Museum ini adalah rumah bagi koleksi berusia berabad-abad termasuk keranjang, pot tanah liat, koin Belanda, lonceng kapal tua, dan gramofon kuno namun berfungsi. 

Selain itu, jangan lupa untuk mengunjungi Gereja Reformasi Belanda yang menyimpan koleksi batu nisan Belanda kuno yang menarik.

Keindahan laut Banda Neira

Tak hanya atmosfer yang tenang, di Banda Neira, Sahabat juga bisa menyelam jauh ke dalam air. Mau snorkeling, scuba diving sampai menikmati senja? Bisa banget! Di pulau Naira, tiga aktivitas seru tersebut memang paling pas dinikmati kalau berkunjung ke tempat wisata Maluku satu ini. 

Terdapat lautan penuh dengan karang yang sehat dan kehidupan laut yang berwarna-warni dengan segala ukuran. Banyak situs menyelam yang tersebar di seluruh pulau memungkinkan Sahabat berenang dengan sekumpulan hiu martil dan menjelajah terumbu karang yang megah.

Kalau malas menyelam, menikmati speed boat di air biru juga bisa dilakukan. Bisa juga bersantai di pantai yang sepi dengan menampilkan keindahan laut yang membentang, atau jalan kaki di pulau untuk menikmati keindahan alam yang tak tersentuh.

Kini, Banda Neira juga dikenal permata tersembunyi yang menjadi saksi masa lalu yang suram namun tetap muncul sebagai tempat wisata spektakuler yang patut untuk dijelajahi. Keterpencilan lokasi ini membuatnya tidak luput dari perhatian wisatawan asing. 

Penulis : Dinno Baskoro